TEMPO.CO, Tangerang - Penularan penyakit HIV/AIDS di Kota Tangerang belum mampu dicegah, meski angka penderita menurun dalam kurun setahun terakhir.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Ati Pramudji, kepada wartawan, Kamis, 31 Januari 2013, penurunan penderita HIV-AIDS terjadi karena saat ini pengguna narkotik beralih dari jarum suntik ke narkotik jenis sabu.
Data Dinas Kesehatan mencatat tahun 2012 angka HIV-AIDS sebanyak 148 orang, kasus itu turun dari tahun sebelumnya 163 kasus pada 2011. Hanya, kata Ati, penyakit HIV/AIDS seperti fenomena gunung es.
Hal itu dibuktikan dengan penelitian di lapangan terhadap perilaku seksual dengan hubungan seks bebas tanpa kondom, jajan pekerja seks komersial (PSK), menggunakan waria atau sesama jenis. "Suami penderita penyakit itu yang jajan di luar membawa penyakit ke dalam keluarga," kata Ati.
Ati menjelaskan, merosotnya jumlah penderita HIV-AIDS disebabkan tren penggunaan jarum suntik narkotik mulai ditinggalkan penderita/penguna obat-obat terlarang. Ini terlihat di tahun 2012, umumnya jumlah penderita HIV/AIDS baru, teridentifikasi karena hubungan seks bebas, bukan disebabkan penggunaan narkotik jarum suntik.
Padahal, tahun 2009 hingga 2011, penyebaran virus mematikan itu paling banyak karena penggunaan jarum suntik narkotik. "Kini mereka beralih menggunakan sabu dan narkotik jenis baru. Inilah faktor menurunnya penderita HIV/AIDS dari pengguna narkotik jarum suntik," kata Ati.
Dia menjelaskan, menggunakan narkotik dengan cara disuntik ke dalam tubuh dan dipakai beramai-ramai oleh pengguna, rentan terhadap penyebaran penyakit itu. Berbeda jika menggunakan sabu atau narkotik jenis lain yang dihirup atau diminum, tanpa harus disuntik. Meski demikian, para pengguna narkotik jarum suntik positif HIV/AIDS tetap diperhatikan. Dinkes memberikan obat metadon dan jarum suntik steril.
Sementara itu, Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Tangerang, dr Indri Bepi, mengatakan, untuk mencegah penularan penyakit itu, BPMKB telah menyediakan kondom pada tempat-tempat tertentu. PSK, ataupun mereka yang telah tertular, diminta untuk menggunakan kondom.
AYU CIPTA
Baca juga:
Atasi Bencana, Kemenkes Cadangkan Rp 18 Miliar
Protes PP Tembakau, Petani Mau Golput
Bungkus Rokok Wajib Ditempeli Peringatan Bergambar
SBY Teken PP Tembakau
Menteri Kesehatan Bantah Pernah Jenguk RI