TEMPO.CO , Sleman:Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudh MD menanggapi dingin terhadap dukungan kepada dirinya supaya maju sebagai calon presiden pada pemilihan mendatang.
“Hidup saya mengalir saja, selama ini hanya memantau (perkembangan politik),” kata dia dalam perayaan hari jadi Universitas Islam Indonesia ke-70 di Sleman, Yogyakarta, Senin, 21 Januari 2013. “Saya tak mau capek berusaha, lalu tidur, dan kemudian bermimpi.”
Dia sepakat dengan pendapat bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin berintegritas dan tegas. Demokrasi Indonesia dinilai masih oligarkis dan penuh dengan politik transaksional sehingga mulai menimbulkan banyak pembangkangan sipil. “Salah satu indikasinya, banyak produk hukum tak responsif yang digugat publik. Kondisi politik seperti ini kalau dibiarkan bisa memicu disintegrasi,” kata Mahfud.
Mahfud menanggapi pernyataan dukungan dari Rektor UII Edy Suandi Hamid terhadap kemunculan calon presiden alternatif. “Akademisi harus turun gunung dan memperkenalkan calon-calon alternatif kepada publik,” kata Edy. “Popularitas calon di mata pemilih bisa diciptakan dengan desain strategi khusus, beda dengan integritas dan kapabilitas yang susah dicari.”
ADDI MAWAHIBUN IDHOM