TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi meragukan reshuffle kabinet yang mungkin terjadi dalam waktu dekat bakal dilakukan atas dasar kinerja menteri.
"Kalau dilihat dari karakter dan pengalaman SBY selama ini, perombakan kabinet lebih banyak didasarkan pada alasan politik, bukan kinerja," katanya di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta, Sabtu, 29 Desember 2012.
Menurut Burhanuddin, reshuffle atas alasan politik ini dilakukan terutama dalam kerangka mengamankan posisi SBY hingga akhir jabatannya pada 2014. "Saya sendiri tidak terlalu berharap banyak atas hasil reshuffle jika itu dilakukan karena nuansa politisnya jauh lebih kuat ketimbang alasan kinerja."
Meski SBY selalu beretorika bahwa reshuffle kabinet yang dilakukan selama ini adalah atas dasar kinerja, Burhanuddin menganggap realita yang terjadi justru lebih karena faktor politik. "Kalaupun ada menteri dari kalangan partai politik yang diganti, penggantinya pasti dari partai yang sama juga," ucap dia.
Menurut Burhanuddin, seharusnya reshuffle dilakukan atas dasar kinerja menteri. Reshuffle seperti ini, kata Burhanuddin, adalah reshuffle yang ideal. "Tetapi yang ideal itu kan seringkali tidak bertemu dengan realitas di lapangan," ucapnya.
PRIHANDOKO