TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Timur Pradopo, membeberkan tiga ancaman gangguan keamanan dan ketertiban paling utama yang akan dihadapi Polri. Ketiga ancaman itu: konflik komunal pemilihan kepala daerah, sengketa perburuhan, dan sengketa areal perkebunan dan tambang.
Timur mengatakan, ketiga hal itu merupakan potensi gangguan keamanan dan ketertiban nasional. "Sengketa perburuhan yang dalam aksi demonstrasi diwarnai tindak anarkistis," kata Timur Pradopo, dalam acara serah-terima jabatan Kepala Korps Brimob Polri di Markas Komando Brigade Mobil, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok, Rabu, 12 Desember 2012. Selain itu, ujar Timur, aksi sweeping oleh buruh akan mengganggu investasi di Indonesia.
Menurut Kapolri, ketiga potensi gangguan keamanan dan ketertiban itu merupakan ancaman riil, selain ancaman dari kelompok kriminal bersenjata dan aksi teror. "Apalagi dalam waktu dekat ada pengamanan KTT APEC serta pemilu," ujarnya.
Karena itu, Timur meminta Kepala Brimob untuk memetakan potensi kekuatan dalam menghadapi potensi gangguan keamanan dan ketertiban itu. Tapi, katanya, penguasaan terhadap prosedur tetap harus terus ditingkatkan. "Sehingga segala tindakan bisa dilakukan secara tetap, benar, dan terukur," ujar Timur. Sebagai tulang punggung kekuatan pengaman, kata Timur, tindakan yang dilakukan harus terorganisasi.
Kepala Korps Brigade Mobil Polri yang baru, Brigadir Jendral Unggung Cahyono, mengatakan dalam tindakan pengamanan aksi massa, dia berkomitmen untuk tidak bertindak represif. "Tidak akan menggunakan peluru tajam atau karet," katanya. Peralatan penghalau massa seperti water canon dan gas air mata sudah cukup efektif di lapangan.
Baca Juga:
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Terpopuler:
10 Alasan 21 Desember 2012 Bukan Kiamat
Soal Habibie, Anwar Ibrahim Angkat Bicara
VIDEO Pidato Habibie di Malaysia
Mendagri Akan Beri Sanksi Alex Noerdin
Lecehkan Habibie, Malaysia Dapat Surat Kecaman