TEMPO.CO , Kudus: Penyelenggaraan Kudus Ekspo yang digelar Pemerintah Kudus mulai dari 14-18 September, terkesan mewah. Untuk kepentingan itu, Pemerintah Kudus menyelenggarakan di tengah alun- alun Simpang Tujuh Kudus.
Panitia menyediakan tenda besar yang dilengkapi pendingin ruangan berukuran sekitar seribu meter persegi. Ini merupakan kegiatan yang kali pertama digelar. “Anggarannya Rp 500 juta, dan manfaat yang dimunculkan tentunya jauh lebih besar,” kata Abdul Hamid, Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten Kudus, Kamis, 13 September 2012.
Selain digelar tenda besar, arena perhelatan juga dilengkapi sejumlah tenda kecil dan sejumlah panggung hiburan. Berbagai usaha kecil dan menengah di Kudus diberikan kesempatan menggelar produknya. Di antaranya, usaha bordir, batik, konveksi, kuliner, tas, dan produk unggulan lainnya yang ada di sembilan kecamatan di Kudus.
Menurut Hamid, kegiatan itu dapat merangsang kreativitas pelaku usaha untuk dapat menciptakan hasil terbaiknya. Kegiatan ini juga membuktikan komitmen Pemerintah Kudus terkait upaya pengembangan produk lokal. “Kami berharap Kudus Ekspo dapat memberi manfaat besar terhadap pelaku usaha UMKM,” kata Hamid.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pengunjung pameran tidak hanya datang dari daerah Kudus. Ada juga pembeli dari luar kota. “Sebenarnya seluruh produk UMKM yang ada di Kudus bisa go international tanpa perlu diragukan lagi,” kata Safrul Kamaludin, Ketua Kadin Kudus. “Tapi dengan syarat mereka harus bisa mengubah mindset untuk memasarkan produknya keluar negeri.”
Baca Juga:
Mayoritas dari 10 ribu jenis UMKM di Kudus, kata Safrul, memang mengandalkan pasar lokal. Tapi dengan masuknya produk luar negeri ke pasar domestik, menurut Safrul, UMKM di Kudus harus memperbaiki kualitas dan harga. “Di samping membuat jaringan yang luas dan memanfaatkan teknologi informatika,” kata Safrul.
Selama ini, produk UMKM Kudus seperti konveksi, bordir, jenang Mubarok, jaket dan produk yang lain sudah menguasai pasar nusantara, melalui Pasar Kliwon Kudus. Berbagai pedagang besar mulai dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, hingga Papua berburu konveksi ke Pasar Kliwon. Omzet Pasar Kliwon hari- hari normal perputaran uang setiap harinya cukup tinggi.
BANDELAN AMARUDIN
Berita lain:
Hartati Murdaya Tak Takut Walau Ditembak Mati
Tewas Gara-gara Perbesar Penis dengan Silikon
Alasan Indonesia Terpilih Tuan Rumah Miss World
Meriah Halal Bihalal Jokowi di Kelapa Gading
KONI Minta PSSI Djohar Jangan Seperti Anak-anak