TEMPO.CO , Kupang: PT Energi Karya Guna Madani (EKGM) mengembangkan agrobisnis singkong emas di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk dijadikan bioetanol, sebagai pengganti minyak kompor (biokerosin).
"Kami sudah kembangkan produksi sejak tahun 2005 lalu," kata Konsultan PT Energi Karya Guna Madani, Hj Renny Puspita Rahmi di Kupang, Rabu, 12 September 2012.
Baca Juga:
Bioetanol itu juga bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor sekaligus sudah mendapatkan pengakuan dan sertifikasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan PT Sucofindo.
Selain menghasilkan bioetanol, kata Renny, perusahaan ini juga memproduksi berbagai produk, seperti bahan bakar kendaraan bermotor, ethanol untuk industri dan rumah sakit, pupuk organik, gula cair hingga tepung terigu. "Semua produk itu dihasilkan dari bahan baku singkong," katanya.
Menurut Renny, pengolahan bahan baku singkong ini dikembangkan perusahaannya bekerja sama dengan masyarakat pemilik lahan dengan batasan lahan terendah satu hektare. Jadi, masyarakat siapkan lahan, bibit akan disiapkan perusahaan.
Hasil panen singkong emas yang usianya hanya memakan waktu sembilan bulan itu. Kemudian singkong itu dibeli perusahaan dari masyarakat pengelola dengan patokan harga Rp700 hingga Rp1.500 per kilogramnya.
Dia mengatakan bibit singkong yang diberikan tersebut merupakan hasil persilangan singkong asal Thailand dan singkong emas, yang memiliki hasil panen untuk setiap pohon mencapai 12-30 kg. "Kami juga menyiapkan pupuk cair organik, yang juga diproduksi dari limbah bioetanol," katanya.
Di Kupang, kata Koordintaor PT EKGM kantor wilayah NTT, Yane Lada, produk itu telah dikembangkan di kelurahan Oebufu di atas lahan warga seluas satu hektare. Dia berharap warga NTT bisa kembangkan singkong emas ini agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan bioetanol untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar.
"Kami akan terus sosialisasikan agar petani mau menanam singkong emas ini," katanya.
YOHANES SEO
Berita lain:
Kepergok Plesiran di Denmark, Anggota DPR ''Ngeles''
Wa Ode: Fakta Sidang Mirwan Terlibat
''Yang Bilang Ical Bukan Capres Golkar, Zalim''
Kritik Guru di Facebook, Siswa SMA Dikeluarkan
Hari Ini, Antasari Buka-bukaan Soal Century di DPR
UN Gantikan Ujian Seleksi Masuk Universitas