TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Achmad Nurfalakhi, mengatakan 13,9 ribu hektare sawah bertanaman padi di Jawa Timur mengalami kekeringan. "Dampak kekeringan sawah ini, tanaman padi mengalami puso (gagal panen)," kata Achmad pada Kamis, 6 September 2012.
Dinas Pertanian Jawa Timur mencatat, kekeringan paling luas terjadi di Kabupaten Bojonegoro seluas 5.410 hektare, Lamongan 2.102 hektare, Tulungagung seluas 2.102 hektare, Trenggalek 1.470 hektare dan Ngawi 948 hektare.
Gagal panen yang dialami petani, menurut dia, terbagi dalam berbagai kriteria. Seluas 2.977,49 hektare padi mengalami gagal panen 100 persen dan 1.961 hektare gagal panen 75 persen. Selain itu, seluas 3.429 hektare mengalami kekeringan sedang (gagal panen 50 persen) dan seluas 5.588 hektare mengalami kekeringan ringan (gagal panen 25 persen).
Agar gagal panen tidak meluas, dia melanjutkan, Dinas Pertanian menyebarkan 50 unit pompa air untuk petani yang mengalami kekeringan itu. "Pompa ini kami pinjamkan untuk menyedot sawah-sawah yang masih ada airnya," ujar dia.
Achmad memprediksi musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir Oktober atau awal Nopember 2012. Musim kemarau ini diprediksi akan menambah luas sawah yang mengalami kekeringan bisa menjadi 20 ribu hektare.
Namun, ia melanjutkan, kekeringan tidak akan menganggu target produksi padi karena hanya terjadi di 0,06 persen dari total lahan padi di Jawa Timur. "Luas lahan yang terkena kekeringan di Jatim juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan di propinsi lain."
DINI MAWUNTYAS