TEMPO.CO, Purbalingga - Kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Slamet diduga berasal dari api unggun milik pendaki yang lupa dimatikan. Api unggun tersebut menyebabkan semak terbakar dan membuat api semakin membesar.
“Api sudah terlihat sejak pukul 01.00 dinihari saat kami sedang di kamp di Pos 5,” kata Anto, 35 tahun, salah seorang pendaki di Pos Pendakian Slamet Bambangan, Purbalingga, Sabtu, 25 Agustus 2012.
Anto mengatakan api diduga berasal dari sisa perapian yang dibuat oleh beberapa pendaki. Bukannya mematikan hingga padam, perapian itu ditinggalkan begitu saja tanpa memastikan apakah api sudah benar-benar mati. Tak lama berselang, pendaki tersebut lantas turun dan berteriak ada kebakaran.
Anto menambahkan, ia bersama teman-temannya sudah berusaha mematikan api yang mulai membesar. Namun, karena kencangnya angin di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut itu, mereka tak berhasil mematikan api.
Koordinator tim SAR Desa Kutabawa Purbalingga, Sugeng Riyadi, mengatakan ada 250 pendaki yang mendaftar di Pos Bambangan. “Mereka ingin mengadakan acara bersih gunung,” katanya.
Ia mengatakan, akibat kebakaran tersebut, jalur pendakian Bambangan ditutup untuk sementara. “Akan dibuka kembali saat api benar-benar padam,” kata dia.
ARIS ANDRIANTO
Berita Terkait:
Hutan Gunung Slamet Terbakar
Kebakaran Hutan di Jambi Meningkat
179 Hektare Hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Terbakar
Tradisi Balon Api Dikhawatirkan Picu Kebakaran Hutan
Menhut Sebut Bakar Hutan Masih Membudaya