TEMPO.CO, Jayapura - Sekitar seribu warga Moanemani, Kabupaten Dogiyai, Papua, merusak kantor bupati setempat dan membakar kantor Komisi Pemilihan Umum Dogiyai, Senin, 13 Agustus 2012, sekitar pukul 14.00 WIT.
“Benar, peristiwa itu karena kekecewaan massa dari salah satu kandidat calon bupati yang tidak lolos di MK,” kata Kepala Kepolisian Resort Nabire Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Rois, Senin sore.
Ia mengatakan, awalnya, seribuan warga membanjiri kantor KPU secara damai, menuntut perubahan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi tentang sengketa Pilkada Dogiyai. “Mereka menolak keputusan MK terkait pemilihan bupati, menolak SK Menteri Dalam Negeri, serta menyampaikan mosi tidak percaya pada MK. Alasannya, Pilkada Dogiyai tidak demokratis,” ujarnya.
Akibat penyampaian aspirasi itu tak ditanggapi anggota KPU, warga yang naik pitam kemudian mulai membakar seisi kantor. “Tidak ada anggota KPU yang menerima massa. Memang bisa kita tenangkan. Tapi akhirnya mereka membakar kantor. Sebagian bahkan merusak kantor bupati,” ucap Rois.
Kerugian akibat perusakan ini belum diketahui. “Kami belum ada datanya. Bisa ratusan juta atau lebih,” katanya.
Hingga laporan ini diturunkan, massa telah ditenangkan. “Belum ada yang diperiksa. Warga masih tetap nunggu di KPU. Kantornya di Moenamani. Jarak kantor bupati dan KPU sekitar 400 meter,” ujarnya lagi.
MK dalam putusannya pada 6 Agustus lalu menyatakan pasangan nomor urut 1 atas nama Thomas Tigi dan Herman Auwe memperoleh 28.155 suara. Jumlah perolehan suara pasangan ini adalah yang tertinggi dari dua pasangan calon lainnya, Anthon Iyowau dan Clara Apapa Gobay, serta Natalis Degei dan Esau Magay.
JERRY OMONA