TEMPO.CO, Kupang - Kerusuhan di Dilli, Timor Leste, yang menyebabkan satu orang meninggal dan belasan mobil dirusak serta beberapa unit rumah dibakar, belum mempengaruhi wilayah perbatasan antara Indonesia-Timor Leste di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Wilayah perbatasan kedua negara masih aman. Namun, perlu waspada," kata Kepala Penerangan Korem 161 Kupang, Mayor (Kav) I Nyoman Arya Jayantara, yang dihubungi Tempo di Kupang, Rabu, 18 Juli 2012.
Menurut dia, kewaspadaan setelah kerusuhan di Dilli, Timor Leste, Ahad 15 Juli lalu tetap diantisipasi oleh petugas TNI pengaman perbatasan (Pamtas) Batalion Infrantri 744 di perbatasan kedua negara. "Pengawasan di wilayah perbatasan ditingkatkan dengan memeriksa warga yang melintas di kedua negara itu," ujarnya.
Walaupun pengawasan ditingkatkan, kata dia, TNI tidak akan menambah personel untuk mengamankan perbatasan kedua negara. "Tidak ada penambahan personel di sana (Atambua)," katanya.
Karena sejauh ini, menurut dia, belum ada tanda-tanda akan adanya pengungsian dari warga Timor Leste ke wilayah Indonesia. "Belum ada pengungsian atau eksodus warga Timor Leste ke Timor Barat."
Diketahui warga Timor Leste melakukan aksi demonstrasi di Dilli, ibu kota Timor Leste, setelah partai pemenang pemilu parlamen Fretilin mengumumkan sebagai partai oposisi atau tidak berkoalisi dengan pemerintah.
Akibat aksi rusuh tersebut dua orang mengalami luka dan tujuh rumah dibakar, serta 64 kendaraan yang lima di antaranya milik polisi. Dilaporkan juga seorang warga tewas di Hera, daerah Timor Leste.
YOHANES SEO