TEMPO.CO, Banyuwang - Sejumlah lembaga pelestarian lingkungan yang tergabung dalam Banyuwangi's Forum for Environmental Learning memprotes pelaksanaan lomba pengamatan burung (bird watching) internasional yang digelar Balai Taman Nasional Baluran. Apalagi acara tersebut disponsori oleh PT PLN (Persero).
"Paradoks sekali. Lomba untuk pelestarian burung justru disponsori oleh perusahaan yang akan mengancam populasi burung," kata koordinator forum, Dewo, dalam rilisnya, Kamis, 12 Juli 2012.
Banyuwangi's Forum for Environmental Learning terdiri dari enam lembaga, yakni Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur, Mahasiswa Pencinta Lingkungan Poliwangi, Komunitas Pemuda Pencinta Lingkungan, Kurva Hijau, Lingkar Studi Kayumojo, dan Gabungan Anak Jalanan Pencinta Lingkungan.
Menurut Dewo, pelaksanaan lomba bertentangan dengan rencana PLN yang akan mendirikan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kilovolt di kawasan Taman Nasional Baluran untuk penyaluran listrik Jawa-Bali. Sebab proyek SUTET tersebut justru akan mengancam 193 spesies burung di dalam kawasan Balai Taman Nasional Baluran.
Lomba pengamatan burung tersebut digelar mulai Jumat besok, 13 Juli, hingga Senin, 16 Juli 2012. Event tahunan ini akan diikuti 82 tim peserta dari Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Taiwan.
Proyek SUTET Jawa Timur-Bali tersebut akan melintasi 300 desa dan 18 kecamatan yang tersebar mulai dari Kabupaten Situbondo, Banyuwangi, dan Bali. Proyek ini direncanakan melintasi Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Bali Barat.
PLN rencananya membangun 341 menara dengan bentangan kabel sekitar 131,54 kilometer. Di dalam kawasan Taman Nasional Baluran akan dibangun 49 tower yang membutuhkan lahan 3,8 hektare.
Selain mengancam populasi burung, kata Dewo, anak-anak yang tinggal pada radius 200 meter dari jalur SUTET memiliki risiko menderita leukimia sebesar 70 persen. "PLN seharusnya juga belajar dari banyaknya aksi masyarakat di berbagai daerah yang menolak pembangunan SUTET," ujar Dewo.
Humas Balai Taman Nasional Baluran, Joko Mulyo, mengatakan tidak memiliki kewenangan untuk mengomentari proyek SUTET. Sebab, menurut Joko, proyek tersebut merupakan kerja sama Kementerian Kehutanan dan PLN. "Kementerian Kehutanan sudah menyetujuinya," ucapnya.
IKA NINGTYAS