TEMPO.CO, Bandung -- Jumlah kampus negeri di Jawa Barat masih kurang dua kali lipat. Upaya pengalihan 4 kampus swasta menjadi perguruan tinggi negeri pada 2012 masih terganjal masalah pembebasan lahan. ”Hingga kini belum selesai prosesnya,” kata Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santoso di Bandung, Sabtu, 30 Juni 2012.
Menurut Djoko, Jawa Barat perlu menambah jumlah perguruan tinggi negeri. Saat ini terhitung baru ada Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Politeknik Negeri Bandung, dan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
”Kami sedang berusaha menambah perguruan tinggi negerinya, kami masih perlu 12 hingga 14 PTN di Jawa Barat,” ujarnya.
Selama ini, kampus negeri semuanya berada di Kota Bandung. Karena itu menurut Djoko, kampus negeri di Jawa Barat perlu diluaskan lokasinya. Pertama di daerah pesisir utara seperti di Cirebon, kemudian daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah semisal Tasikmalaya, Kuningan, dan Ciamis. Adapun di daerah selatan, perlu kampus negeri di wilayah Sukabumi.
Saat ini sudah ada 4 kampus swasta di Jawa Barat yang ditetapkan untuk menjadi kampus negeri, yaitu Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) di Cirebon, Universitas Siliwangi di Tasikmalaya, Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), dan Politeknik Sukabumi.
Perlunya penambahan kampus negeri, kata Djoko, karena angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Jawa Barat sampai tahun ini terhitung masih rendah.
Angkanya baru sekitar 18 persen dibanding rata-rata nasional 27 persen. APK membandingkan jumlah warga berusia 19-23 tahun dengan jumlah mahasiswa di kampus negeri dan swasta di suatu daerah.
”Bukan soal kualitas, penyebabnya karena kampus negeri masih sedikit. Jadi daya tampungnya harus dinaikkan,” katanya. Setiap kampus negeri baru itu, kata Djoko, nantinya bisa menyerap sedikitnya 10 ribu mahasiswa tiap tahun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Deny Juanda mengatakan APK pendidikan tinggi di Jawa Barat naik dari 11,1 persen pada 2011 menjadi 18 persen tahun ini. Untuk menambah jumlah mahasiswa dan kampus negeri, pemerintah Jawa Barat telah menyediakan dana Rp 20 miliar dalam APBD sejak 2010.
”Sejauh ini dana itu masih utuh belum terpakai,” katanya seusai menghadiri acara pembukaan Kontes Robot Nasional di gedung Sasana Budaya Ganesha, Sabtu 30 Juni 2012.
Dana sebesar itu dialokasikan untuk kajian penentuan lokasi, pembebasan lahan, pengukuran, sosialisasi, hingga sertifikasi tanah. Menurut Deny, syarat menjadi kampus negeri di antaranya lahan kampus minimal harus seluas 30 hektare di satu tempat. ”Kira-kira seluas kampus ITB di Jalan Ganesha,” katanya.
Namun dari tahun ke tahun, pihak kampus dan pemerintah daerah selalu kesulitan mencapai kata mufakat soal harga tanah dengan masyarakat.
Sejauh ini, baru Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) di Cirebon yang berhasil meluaskan lahan kampusnya menjadi 15 hektare. Tiga kampus lainnya masih jalan di tempat.
”Proses pembebasan lahan ini butuh waktu panjang,” ujarnya. Namun target ada yang berhasil memenuhi syarat menjadi kampus negeri diharapkan bisa terwujud pada 2013.
ANWAR SISWADI