TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto mengakui identifikasi sisa jenazah korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 akan sulit dilakukan. "Kondisi jenazah sudah membusuk karena telah genap tiga minggu," kata Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto, Brigadir Jenderal Agus Prayitno, Rabu, 30 Mei 2012.
Kondisi sisa jenazah yang telah membusuk membuat tes DNA sulit dilakukan. "Bisa dilakukan kalau ada tulang-belulangnya," ujarnya.
Agus mengatakan timnya belum mengidentifikasi bagian tubuh itu. "Secara visual belum bisa dipastikan itu bagian tubuh apa," katanya.
Jika terdapat tulang belulang dalam sisa jenazah tersebut, hasil tes DNA bisa diketahui dalam waktu dua minggu. "Kalau tidak bisa, kami terpaksa menguburkannya tersendiri," katanya.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang melakukan demo flight pada Rabu, 9 Mei 2012 sempat hilang kontak pada pukul 14.33 WIB. Pesawat yang mengangkut 37 penumpang dan delapan awak ini hilang kontak setelah meminta turun pada ketinggian 6.000 kaki kepada Aero Traffic Center Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Pada Kamis, 10 Mei 2012 puing-puing pesawat ditemukan berceceran di sebuah tebing di Gunung Salak, Bogor. Sejak penemuan puing pada pukul 08.30 WIB, Tim SAR baru berhasil mengevakuasi 12 kantong jenazah pada Jumat pagi, 11 Mei 2012.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kemudian berhasil mengidentifikasi 45 korban kecelakaan nahas tersebut. Seluruh jenazah korban telah diserahkan pada keluarga masing-masing pada Rabu, 22 Mei 2012 lalu.
SUBKHAN
Berita Terkait
Jenazah Baru Korban Sukhoi Dimakamkan Polisi
Polisi Periksa Temuan Jenazah Baru Korban Sukhoi
2 Ambulans Siaga Evakuasi Sisa Jenazah Korban Sukhoi
Pimpinan DPR Setuju Panja Sukhoi
Tim Evakuasi Sukhoi Kembali Cari Korban