TEMPO.CO, Kupang - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Timor Leste, Eddy Setyabudi, mengatakan pemerintah telah menyiapkan strategi untuk mengevakuasi sekitar 7.540 warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Timor Leste. "Kami menyiapkan langkah antisipasi jika pemilu Timor Leste rusuh," katanya kepada wartawan usai menggelar Pertemuan Koordinasi Perbatasan RI-Republik Demokratik Timor Leste di Kupang, Kamis 8 Maret 2012.
Pemerintah Timor Leste akan menggelar pemilu presiden pada 17 Maret 2012 mendatang. Menjelang pemilu sejumlah insiden telah terjadi, yang terakhir adalah pelemparan bom molotov terhadap dua kantor penyelenggara pemilu Timor Leste pada 20 Februari lalu, yakni kantor Komisi Pemilihan Nasional (National Election Commission-CNE) dan The Technical Secretariat for the Administration of Election-STAE).
Menurut dia, Kedutaan Besar RI telah menyiapkan sejumlah titik evakuasi WNI, antara lain di Pertamina Dili dan lokasi lain di setiap distrik. Sebab jika evakuasi dilakukan lewat laut, dermaga milik Pertamina sangat cocok untuk tempat evakuasi. "Jarak Dili-Kupang dengan kapal laut ditempuh antara 8-9 jam. Jika kapal berlayar dari Kupang malam, besok paginya sudah tiba di Dili," kata Eddy.
Lokasi lain yang disiapkan yakni melalui bandara Dilli, jika evakuasi dilakukan lewat udara akan menggunakan pesawat Hercules milik TNI. Begitu juga jalur penyeberangan RI-Timor Leste seperti Motaain di bagian barat Kabupaten dan Metamauk di bagian selatan Belu.
Eddy menjelaskan jumlah WNI yang harus dievakuasi jika terjadi kerusuhan saat pemilu sebanyak 7.540 orang, di antaranya 5.774 orang dewasa, 859 balita, 14 bidan, dan 493 orang yang menikah dengan WNA, serta 400 orang lainnya yang belum mendaftarkan diri ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). "Ada ribuan WNI yang akan dievakuasi jika pemilu Timor Leste rusuh," ujarnya.
Pertemuan itu dihadiri Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Esthon Foenay, Komandan Korem 161 Wirasakti Kolonel Edison Napitupulu dan sejumlah pejabat militer di Kupang. Rapat membahas kemungkinan pemilihan umum Timor berakhir rusuh serta strategi evakuasi warga negara Indonesia (WNI).
Wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay, meminta kepada staf Kementerian Luar Negeri berada di Kupang, ibu kota NTT, sebelum hari H pelaksanaan pemilu Timor Leste pada 17 maret 2012. Jadi bisa dilakukan koordinasi jika terjadi eksodus WNI ke wilayah Timor Barat. "Dengan begitu, langkah antisipasi jika terjadi evakuasi WNI bisa dilakukan dengan cepat," katanya.
YOHANES SEO