TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mobil Esemka dari berbagai tipe diikutkan dalam ajang Solo Wayang Carnival, Sabtu sore, 18 Februari 2012. Kegiatan yang diikuti ribuan peserta itu diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Kota Surakarta ke-267 tahun.
Setidaknya, ada lima mobil Esemka yang diikutkan dalam karnaval tersebut. Dua di antaranya adalah Esemka Rajawali, kendaraan sport utility vehicle (SUV) tujuh penumpang.
Sedangkan dua unit yang lain merupakan mobil Esemka Digdaya yang bertipe double kabin. Sedangkan satu unit terakhir merupakan jenis terbaru, Esemka Bima berwarna putih yang merupakan kendaraan pikap. Mobil-mobil itu berbaur dengan peserta lain yang berjalan kaki maupun yang berkereta kuda.
Ajang Solo Wayang Carnival itu baru pertama kalinya digelar di Surakarta. Sekitar dua ribu peserta memeriahkan kegiatan itu dengan kostum wayang. “Mereka menggunakan kostum wayang purwa, golek, potehi, kancil, suluh, dan wayang wahyu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Widdi Srihanto.
Wali Kota Surakarta Joko Widodo terlihat menunggang kuda dengan pakaian ala Puntadewa. Pejabat di pemerintahan Kota Surakarta juga ikut menggunakan kostum wayang lain, seperti Nakula, Sadewa, Arjuna, hingga tokoh punakawan.
Untuk mengatur penonton agar tidak mengganggu jalannya karnaval, panitia melibatkan sejumlah klub motor dan mobil. “Mereka kami minta memarkir kendaraannya berjajar sebagai pagar betis,” kata Sekretaris Panitia Solo Wayang Carnival Joko Pangarso.
Namun, pada prakteknya, ribuan penonton tetap tumpah ke jalan lantaran ingin menyaksikan jalannya karnaval dari dekat. Bahkan mereka asyik berpose dan berfoto ria dengan peserta karnaval.
Seperti karnaval yang lain, kegiatan tersebut mengambil rute dari Lapangan Kottabarat menuju Balai Kota Surakarta. Penonton memenuhi jalan sepanjang empat kilometer yang dilalui oleh peserta karnaval.
AHMAD RAFIQ