TEMPO.CO, Sumenep - Bupati Sumenep, Provinsi Jawa Tmur, K.H. Busyro Karim, menyindir sejumlah perusahaan migas yang beroperasi di wilayah kepulauan Sumenep karena tidak bisa menyediakan listrik bagi warga di sekitar. "Listrik di pulau kami takut sama azan," katanya, Selasa, 14 Februari 2012.
Istilah takut azan ini, kata dia, muncul setelah dirinya mengunjungi sejumlah pulau dari 123 pulau yang ada di wilayah Sumenep. Di Pulau Pagerrungan, misalnya, listrik dari mesin diesel baru menyala setelah salat magrib dan padam sebelum tiba waktu subuh sehingga dianggap listrik takut azan. "Di beberapa pulau bahkan ada yang masih memakai lampu minyak," ujarnya.
Menurut Busyro, kondisi ini bentuk ketidakadilan. Mestinya perusahaan migas bisa menyediakan listrik karena sudah mengeruk kekayaan alam di kepulauan.
Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Sumenep Suprayogi mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan listrik warga kepulauan, dalam APBD tahun ini telah dianggarkan dana sebesar Rp 750 juta untuk pengadaan alat pembangkit listrik tenaga surya untuk Pulau Sasiil.
Dia menilai pembangkit listrik tenaga surya dianggap sebagai solusi paling cepat dan tepat untuk mengatasi kebutuhan listrik warga pulau dengan biaya cukup hemat dan terjangkau. "Untuk sementara hanya Pulau Sasiil dulu, pulau yang lain menyusul," katanya.
MUSTHOFA BISRI
Berita lain:
Salah Suntik, Mr 'P' Ramadhan Jadi Bengkak
Kecewa Vonis Hakim, Warga Sumenep Sebar 3 Karung Ular
Warga Dihebohkan Temuan Ular Melahirkan 50 Anak
Kapolda Kalteng: Tuduhan FPI Itu Fitnah
Munarman: FPI Akan Nekat di Palangkaraya
Presiden SBY: Mestinya FPI Bertanya Kenapa Ditolak
SBY Beberkan Pertemuannya dengan Nazar
Cuci Uang Grup Nazar Bakal Seret Demokrat