TEMPO.CO, Bojonegoro - Permukaan air Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kembali meningkat bahkan berlangsung cepat. “Kami terus memantau,” kata Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo, kepada Tempo, Senin, 16 Januari 2012.
Berdasarkan hasil pendataan BPBD, pada Senin sekitar pukul 10.15 WIB, ketinggian air sudah mencapai 13,93 peilschaal. Kondisi tersebut sudah tergolong siaga satu. Padahal, tiga jam sebelumnya, ketinggian air 13,72 peilschaal. Adapun di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, yang merupakan hulu Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, menunjuk pada 26,68 peilschaal.
Sutardjo menjelaskan peningkatan permukaan air Sungai Bengawan Solo disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi selama dua hari sejak Sabtu, 14 Januari hingga Minggu malam, 15 Januari. Diprediksi akan terus terjadi peningkatan ketinggian permukaan air karena cuaca di hampir seluruh kawasan di Bojonegoro saat ini dalam kondisi mendung.
Sejumlah anak Sungai Bengawan Solo, seperti Sungai Semarmendem, Sungai Kalitidu, Sungai Pacal, Sungai Kalikening, dan Sungai Mekuris, ketinggian permukaan airnya juga terus meningkat. Dengan demikian, kawasan Bojonegoro bagian selatan, seperti Kecamatan Kedungadem, Gondang, Temayang, Dander, dan sebagian Kecamatan Ngasem dan Ngambon, terancam banjir.
Lahan pertanian sekitar 1.200 hektare, yang tersebar di Kecamatan Kalitidu, Kanor, Kapas, Baureno, Trucuk, dan sebagian di Kasiman yang telah terendam selama tiga hari, kondisinya semakin parah. Tanaman padi berpotensi puso.
Baca Juga:
Permukiman warga di bantaran Sungai Bengawan Solo terancam longsor. Di antaranya ratusan rumah warga Kelurahan Jetak, Desa Ledokkulon, dan Ledokwetan, Kecamatan Kota Bojonegoro. Begitu juga di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, serta sebagian desa di Kecamatan Trucuk dan Dusun Mbaru, Kecamatan Padangan. “Kami sudah memberikan laporan ke kecamatan,” ujar Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Dusun Mbaru Supriyadi. Di dusunnya terdapat 15 hingga 20 rumah yang terancam longsor.
Longsor bahkan sudah menimpa sebuah rumah di Dusun Ngudal, Desa Kedungrejo, Kecamatan Malo. Rumah hanyut terbawa banjir.
Sebelumnya, yakni pada Sabtu sore, 14 Januari 2012, kondisi Sungai Bengawan Solo sudah pada posisi siaga dua banjir. Ketinggian permukaan air menunjuk pada angka 14,15 peilschaal. Sekitar 800 hektare sawah terendam banjir dan ratusan rumah di bantaran sungai terancam terendam banjir.
Adapun permukiman penduduk di Ledokkulon, Ledokwetan, Jetak, Klangon, Kauman, dan sekitarnya terendam banjir. Demikian pula sejumlah wilayah di Kecamatan Dander, seperti Desa Ngulanan dan sekitarnya. Sekitar 70 rumah di Kota Bojonegoro yang berlokasi di sekitar tanggul Bengawan Solo juga terancam banjir.
Pihak BPBD telah menyiapkan 10 ribu karung pasir yang akan dibagikan kepada warga yang bermukim di bantaran Sungai Bengawan Solo. Pasir juga digunakan untuk membendung air di door laat alias pintu air di tanggul Bengawan Solo.
SUJATMIKO