TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara menyatakan bahwa hingga pukul 22.00 WITA pada Jumat 22 Januari 2021 sebanyak delapan kecamatan di kota itu terdampak banjir Manado, dengan tiga warga meninggal dan satu orang hilang.
"BPBD Kota Manado mencatat hujan dengan intensitas tinggi memicu debit air di daerah aliran sungai (DAS) Sawangan dan Tondano meluap," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya.
Berdasarkan data BPBD setempat pada pukul 21.00 WIB, delapan kecamatan di Kota Manado terdampak banjir. Delapan kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Malalayang, Wanea, Sario, Paal Dua, Pikkala, Wenang, Tuminting dan Singkil.
Baca: BNPB Sudah Ingatkan Ancaman Gempa di Sulawesi Barat Pada 2019
Banjir juga mengakibatkan tiga warga meninggal dunia dan satu lainnya hilang. BPBD masih mengidentifikasi korban yang telah dievakuasi. Sedangkan kerugian material, BPBD memantau rumah warga terendam dan beberapa titik longsor. Tinggi genangan banjir sekitar 50 hingga 400 centimeter. "BPBD masih melakukan kaji cepat di lapangan," katanya.
Raditya mengatakan, BPBD Kota Manado bersama unsur terkait lain, seperti TNI, Polri, Basarnas, sukarelawan melakukan evakuasi warga dan pendataan selama banjir Manado. Saat melakukan evakuasi di lapangan, petugas membutuhkan perahu karet dan alat transportasi untuk mengevakuasi warga. Tim evakuasi banyak yang terjebak macet akibat genangan air di banyak ruas jalan. Kondisi saat ini, listrik di Sebagian besar wilayah masih padam dan jaringan telepon selular tidak stabil untuk operator tertentu.
FRISKI RIANA