TEMPO.CO, Sampang - Pemerintah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, akhirnya mengusir dan memulangkan paksa ratusan warga Syiah dari tempat pengungsian di gedung tennis indoor, Sampang, Kamis, 12 Januari 2012. Puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja mengeluarkan paksa barang dan tikar milik warga Syiah dan diletakkan di halaman GOR.
“Kami pasrah, mau tidak mau kami akan pulang,” kata salah satu pemuka Syiah Sampang, Ustad Iklil Almilal, kepada Tempo, Kamis, 12 Januari 2012.
Menurut Iklil, sebelum pemulangan paksa ini terjadi, Pemerintah Kabupaten Sampang sudah melakukan berbagai upaya untuk memaksa warga Syiah keluar dari penampungan. Mulai dari menyetop bantuan makanan, memutus sambungan air, hingga menahan bantuan untuk Syiah dari masyarakat luar Sampang. “Kami tidak mau pulang karena belum ada jaminan keamanan,” katanya.
Saat ini, kata Iklil, warga Syiah berkumpul di halaman gedung tenis indoor menunggu pemulangan. “Kami pasrah tidak punya tempat berlindung lain, kami mau dibunuh silakan, kami pasrah,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang Hermanto Subaidi enggan memberikan komentar banyak soal pengusiran pengungsi Syiah. “Mereka bukan Syiah, coba baca fatwa MUI dan NU,” katanya lewat pesan pendek kepada Tempo. Namun, saat akan ditelepon balik, Hermanto tidak merespons.
Pada 29 Desember 2011, kompleks pesantren Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, dibakar massa. Akibatnya warga Syiah mengungsi di GOR Sampang. Pembakaran diduga dipicu oleh konflik internal keluarga yang kebetulan beraliran Sunni dan Syiah.
MUSTHOFA BISRI
Berita lain:
Jangan Ada Kekerasan Atas Nama Agama
Kisah Cinta di Balik Bentrok Syiah Madura
NU Sebut Syiah di Sampang Sesat
Pemerintah Daerah Tolak Bantuan untuk Pengungsi Syiah
NU Sebut Syiah di Sampang Sesat
Pengungsi Syiah Sampang Menolak Pulang
Kasus Sampang, Ulama Sunni-Syiah Mesti Turun Gunung