TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta anggaran untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI serta peralatan dan perlengkapan Polri digunakan tepat sasaran. Apalagi alokasi anggaran tersebut diberikan jauh lebih besar dibandingkan dengan masa 5 tahun pertama ia menjabat. "TNI dan Polri jalankan manajemen pengadaan alutsista dengan baik. Saya tidak ingin dengar ada yang miss di manapun, apalagi ada penyimpanganan korupsi dalam proses ini," kata SBY saat membuka rapat terbatas bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di kantor Presiden, Jakarta, hari ini, Kamis, 8 September 2011.
Menurut SBY, anggaran diberikan lebih besar karena kemampuan anggaran negara yang cukup mumpuni akibat pertumbuhan perekonomian dan penerimaan negara sekarang jauh lebih tinggi dibandingkan periode lalu. Selain itu, memang ada urgensi yang tinggi untuk melakukan modernisasi dan pembangunan kekuatan mengingat sejumlah alutsista, dari sisi generasi sistem persenjataan, sudah waktunya diremajakan dan dimodernisasi.
Karena itu, Presiden menganggap penting dilakukan perbaikan dan pembenahan, antara lain proses serta mekanisme pengadaan alutsista yang belum tepat, termasuk masalah transparansi dan akuntabilitasnya. "Setiap rupiah harus dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan pengadaan alutsista yang mahal ratusan miliar, bahkan triliunan kalau menyangkut kapal selam, pesawat tempur, alutsista sejenis. Pastikan tepat sasaran," ujarnya.
Seperti diketahui, anggaran Kementerian Pertahanan menjadi salah satu anggaran tertinggi dalam APBN 2012, selain Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan. Untuk tahun 2012, Kemenhan masuk dalam kementerian/lembaga yang mendapatkan alokasi di atas Rp 20 triliun. Dari Rp 476,6 triliun anggaran kementerian /lembaga di RAPBN 2012, Polri mendapatkan alokasi Rp 34,4 triliun, naik cukup signifikan dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 28,3 triliun dan Rp 27,8 Triliun pada 2010. Sementara, anggaran Kementerian Pertahanan 2012 sebesar Rp 64,4 triliun, padahal di tahun 2011 anggaran TNI hanya sebesar Rp 45,2 triliun dan Rp 42,9 triliun di 2010.
MUNAWWAROH