TEMPO Interaktif, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Muhammad Prakosa pernah ditawari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi duta besar RI untuk Italia. Namun, belakangan Prakosa menyatakan keberatan dicalonkan sebagai duta besar.
Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo, Prakosa ditawari menjadi duta besar lantaran dikenal baik oleh Presiden SBY, ketika keduanya pernah menjadi menteri di kabinet Gotong Royong di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Ketika itu, SBY menjadi Menkopolkam, sedangkan Prakosa menjadi Menteri Kehutanan.
"Prakosa kan sama-sama menteri dengan Presiden SBY, jadi pertimbangannya Presiden sudah kenal Pak Prakosa," ujar Tjahjo ketika dihubungi wartawan, Senin 22 Agustus 2011. "Tapi Prakosa menyampaikan surat resmi ke Presiden dan Menlu tembusannya ke partai dan fraksi, intinya menyampaikan maaf keberatan dicalonkan jadi dubes."
Pencalonan Prakosa sebagai duta besar dibenarkan oleh Ketua Komisi Pertahanan dan Luar negeri DPR Mahfudz Shiddiq. "M. Prakosa calon dubes untuk Italia," ujar dia di sela uji kelayakan dan kepatutan 33 calon duta besar di Gedung DPR.
Namun, kata Mahfudz, Prakosa mengundurkan diri dari pencalonan. Pengunduran diri Ketua Badan Kehormatan DPR tersebut disampaikan langsung ke Presiden SBY. "Surat pertama Presiden ke DPR namanya (Prakosa) ada di 34 calon dubes. Lalu kami dapat surat susulan dari Presiden bahwa yang bersangkutan mengundurkan diri," katanya.
Tjahjo menambahkan, Prakosa memutuskan mundur dari pencalonan setelah sepekan membicarakan dengan keluarganya. "Diputuskan belum bisa menerima penghormatan dari Presiden, masalah pribadi dan belum ada kkeputusan bersama dari keluarga," ujar dia. "Saudara Prakosa masih ingin konsentrasi sebagai anggota DPR dan Ketua BK DPR sebagai penugasan fraksi."
Prakosa sendiri enggan dimintai komentar soal pencalonan sekaligus pengunduran dirinya sebagai duta besar. "Saya enggak tahu itu. Coba tanya saja Pak Hasanuddin (Tubagus Hasanuddin --Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR dari Fraksi PDIP)," kata dia ketika dihubungi wartawan.
MAHARDIKA SATRIA HADI