TEMPO Interaktif, Pamekasan - Jum’ati, 14 tahun, penderita borok selebar telapak tangan orang dewasa yang merusak sebagian wajahnya, mendapatkan simpati dari berbagai pihak.
Warga Dusun Makkol, Desa Batubintang, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, itu segera menjalani operasi rekonstruksi wajahnya di Surabaya. "Biaya operasi anak saya ditanggung Pemerintah Kabupaten Pamekasan," tutur Misti, 40 tahun, ibunda Jum'ati, Kamis 11 Agustus 2011.
Menurut Misti, kepastian mengoperasi wajah anaknya diperoleh setelah Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman menjenguk Jum’ati di Rumah Sakit Daerah Pamekasan, Rabu kemarin, 10 Agustus 2011. Selain berjanji membiayai seluruh biaya operasi, bupati juga memberikan santunan senilai Rp 5 juta.
Selain dari bupati, juga ada sumbangan dari masyarakat Jawa Timur Rp 6,5 juta. ”Terima kasih," ucap Misti pula. Dana sumbangan itu akan digunakan untuk biaya hidup dan transportasi sehari-hari keluarga selama Jum'ati menjalani perawatan di Surabaya.
Direktur Rumah Sakit Daerah Pamekasan, Iri Agus Subaidi, menjelaskan borok yang menjalar di wajah Jum'ati adalah kanker ganas. Namun operasi di Surabaya belum bisa dilaksanakan karena kondisi kesehatan Jum'ati belum stabil. "Kita rawat dulu di sini. Setelah kesehatan stabil barulah dirujuk ke Surabaya," ujarnya. Namun Iri Agus belum bisa menjelaskan di rumah sakit apa di Surabaya Jum’ati akan menjalani operasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, penyakit mulai mendera Jum’ati sejak lima bulan lalu. Bermula dari hal sepele. Ada benjolan kecil di dalam hidung Jum’ati. Merasa risih, Jum’ati memencet benjolan itu hingga pecah dengan menggunakan tangannya sendiri.
Alih-alih sembuh, tubuh Jum’ati malah terserang demam tinggi. Bekas benjolan itu berubah menjadi borok atau koreng yang dari hari ke hari semakin membesar.
Akibatnya sungguh menyayat hati Jum’ati. Separuh wajah gadis dari keluarga miskin itu rusak digerogoti borok yang ternyata kanker ganas tersebut.
Orang tua Jum'ati sudah berupaya mengobati anakanya secara medis maupun non medis. Tapi hingga persediaan yang habis kesembuhan Jum'ati tidak didapat. Jum'ati hanya bisa tergolek lemah di kamar rumahnya hingga kemudian ihwal penderitaan Jum'ati diketahui Bupati Pamekasan KH Khilillurrahman yang membawanya ke rumah sakit Pamekasan.
Menurut Abdullah, ayah Jum'ati, anaknya pernah dibawa ke sebuah rumah sakit di Surabaya untuk berobat. Abdullah saat itu membawa kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), fasilitas pengobatan gratis. Namun oleh petugas rumah sakit kartu Jamkesmas itu dirobek karena identitas yang tertera di dalam kartu berbeda dengan identitas Abdullah.
MUSTHOFA BISRI