TEMPO Interaktif, Denpasar - Sejumlah proyek perbaikan jalan nasional di jalur Selatan dan Utara Bali dikebut pengerjaannya agar selesai menjelang lebaran, dan bisa digunakan untuk di jalur mudik.
“Sekarang sudah 95 persen, 10 hari sebelum lebaran akan siap 100 persen,” kata Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Ekonomi dan Investasi, Setiabudi Algamar saat tengah memantau perbaikan jalan di Bali..
Jalur mudik melalui jalur selatan kerap digunakan para pemudik yang pergi menuju atau dari Pelabuhan Gilimanuk, sedangkan jalur utara digunakan pemudik yang hendak pergi atau datang melalui Pelabuhan Padangbai.
Berdasarkan pantauan Tempo, kondisi di beberapa titik kedua jalur ini mengalami rusak ringan dan berat. Khusus di jalur Selatan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VIII (Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur) sedang memperbaiki enam paket perbaikan jalan.
Sedangkan di jalur Utara, BPJN VII mengerjakan dua paket perbaikan jalan sepanjang 24 kilometer di daerah Kubutambahan hingga KM 124, serta pengaspalan dan pembetonan jalan di daerah Tohpati hingga Kusamba.
Sebagian besar lebar jalan di jalur mudik Bali sangat sempit. Seluruh jalur Selatan Bali hanya memiliki dua lajur untuk dua arah, sehingga pengendara harus menyalib kendaraan di depannya untuk mendahului. Namun, kecenderungan ini justru dianggap sebagai salah satu penyebab tingginya kecelakaan di Jalur Selatan Bali. Selain itu, jalur selatan juga tidak dilengkapi lampu jalan dan minim rambu-rambu jalan.
Sedangkan di jalur Utara Bali yang menuju Padangbai, kondisinya lebih baik dengan tersedianya empat jalur, lampu penerangan yang cukup banyak di bagian median jalan, dan ketersediaan rambu-rambu lalu lintas. “Jalur ini lebih sering digunakan, karena banyak masyarakat muslim Bali yang hendak mudik di daerah Sumbawa melalui Pelabuhan Padangbai,” kata Setiabudi.
Setiabudi menyatakan, peruisahaan pelaksana proyek menjamin, kedua jalur di Bali itu siap digunakan H-10 lebaran. Khusus proyek perbaikan jembatan di jalur Selatan yang tidak mungkin selesai pada H-10 akan disiapkan jalur alternatif berupa jalan di pinggir proyek.
Setiabudi menambahkan, jalur mudik di Bali lebih siap menghadapi arus lebaran dibandingkan jalur mudik di provinsi lain. “Ini jadi jalur wisata juga, jadi pemeliharaan rutin dan berkala selalu dilakukan walau tidak ada lebaran,” kata Setiabudi.
Bagi pemudik yang hendak menggunakan jalur Selatan Bali, kemungkinan kemacetan akan terjadi menjelang pintu Pelabuhan Gilimanuk yang frekuensinya diperkirakan tetap tinggi. Selain itu di daerah Cekik dan Seririt, tepat di jalur alternatif pembangunan jembatan.
Sedangkan di jalur Utara Bali, kemacetan diperkirakan terjadi di tengah jalur Tohpati menuju Kusamba, karena pemudik harus berpindah jalur sepanjang 128 meter tepat di sebelah proyek pembangunan Aqua Duct.
FRANSISCO ROSARIANS