TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertahanan memberangkatkan 37 orang tim teknis pengembangan pesawat jet tempur KFX ke Korea Selatan, 17 Juli 2011 mendatang. Tim ini tergabung dalam Program Manager Unit (PMU) KF-X/IF-X, yaitu program kerjasama antara Korea Selatan dan Indonesia untuk pembuatan pesawat jet tempur KFX atau Korea Fighter Xperiment.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya Eris Eriyanto, mengatakan tim teknis itu berasal dari personil TNI Angkatan Udara, Kementerian Pertahanan, Institut Teknologi Bandung dan PT Dirgantara Indonesia. "Ini hasil koordinasi dengan Korea Selatan terkait bidang apa saja yang harus kita kirim," kata Eris dalam acara pelepasan keberangkatan delegasi di Jakarta, Senin, 11 Juli 2011.
Eris mengatakan proyek pembuatan jet tempur dibiayai bersama oleh kedua negara dengan perbandingan 80 persen Korea Selatan dan 20 persen Indonesia. Tawaran kerjasama diajukan Korea Selatan. Tawaran itu diterima Pemerintah Indonesia karena Korea Selatan dinilai memiliki pengalaman cukup tinggi memproduksi pesawat tempur.
"Korea Selatan juga memiliki niat baik untuk alih teknologi dan tidak semua negara bersedia kerjasama dengan alih teknologi," kata Eris.
Penandatanganan letter of intent antara kedua negara dilakukan pada 6 Maret 2009, disusul dengan penandatanganan memorandum of understanding pada 15 Juli tahun lalu.
Proyek pembuatan jet tempur KFX akan memakan jangka waktu 10 tahun, diawali fase pengembangan teknis selama kurun waktu satu tahun sampai 2012. Berikutnya kerjasama memasuki tahap engineering development yang dirancang berjalan selama delapan tahun. Persiapan produksi dilakukan setelah 2020.
Anggaran awal yang dibutuhkan dalam kerjasama ini mencapai US$50 juta untuk dua tahun mendatang. Pembuatan rancang bangun protitipe pesawat 20 persen dilakukan oleh Indonesia, 60 persen oleh pemerintah Korea Selatan, dan 20 persen oleh Korea Aerospace Industries Ltd.
Sebagai timbal balik, Indonesia diperbolehkan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dalam kerjasama ini. Pemerintah berencana memproduksi tiga skadron pesawat KFX dari kerjasama ini.
Pesawat tempur KFX berkursi tunggal dan disokong mesin kembar setara kelas General Electric F414 atau SNECMA M88 yang digunakan pada F/A-18E/F Boeing dan Dassault Rafale. Pesawat KFX setelah diproduksi akan dinamai F-33.
KARTIKA CANDRA