TEMPO Interaktif, Jakarta - Najwa Shihab, pembawa acara bincang-bincang “Mata Najwa”, mengaku belum tahu dia akan dipanggil dan diperiksa Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Saya malah belum tahu itu (pemanggilan),” kata Najwa ketika dihubungi Tempo, Jumat, 8 Juli 2011.
Najwa menjelaskan dia saat ini sedang berlibur bersama keluarganya di Bali. Dia mengaku baru tahu rencana pemanggilan itu setelah dikirimi kabar lewat situs www.tempointeraktif.com dari salah seorang sahabatnya. "Saya tadi malam dikirimi situs www.tempointeraktif.com oleh sahabat saya," kata Najwa.
Menurut Najwa, tayangan itu tidak bermaksud menyudutkan DPR. Namun, dengan adanya informasi yang menyebutkan dugaan mafia anggaran di DPR, dilakukanlah riset mengenai dugaan itu hingga akhirnya menghadirkan narasumber yang berhubungan dalam kasus itu.
Jalannya acara itu menurut Najwa terbagi dalam 5 segmen. Segmen pertama mengetengahkan seorang informan yang mengetahui dugaan mafia anggaran di DPR. Segmen kedua hingga keempat diisi anggota DPR Wa Ode Nurhayati dan Direktur Bugget Center Arif Nur Alam secara bergantian. Sedangkan segmen terakhir berisi tanggapan dari Badan Anggaran yang menghadirkan Nudirman Munir dan Tamsil Linrung.
Menurut Najwa, semua narasumber yang berhubungan dengan dugaan mafia anggaran DPR yang ditampilkan dalam acara yang dipandunya itu sudah dimintai komentar. Mulai anggota perwakilan Komisi Badan Anggaran DPR Nudirman Munir, Tamsil Lidrung, Wa Ode Nurhayati, serta perwakilan masyarakat yang berasal dari Lembaga Pemantau Bugget Center, Arif Nur Alam.
“Semua konfirmasi yang berhubungan sudah didapatkan,” kata Najwa. ”Silakan kalau masih belum jelas bisa dibuka kembali di situs www.metrotvnews.com yang bisa diakses semua materinya."
Soal munculnya pertanyaan penjahat anggaran yang tengah ramai diperdebatkan petinggi DPR, Najwa menyatakan muncul saat menanyakan perihal adanya dugaan pelanggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID). “Dalam kasus DPID tersebut, penjahat anggarannya siapa? Menteri Keuangan, Badan Anggaran, atau pimpinan DPR? Wa Ode menjawab ketiga-tiganya,” ujar Najwa.
Kasus Wa Ode Nurhayati, politikus asal Partai Amanat Nasional, mencuat setelah dia menjadi narasumber dalam sebuah bincang-bincang di Metro TV beberapa waktu lalu. Dalam paparannya ia mengungkapkan adanya calo mafia anggaran di gedung terhormat DPR di Gedung DPR Senayan. Praktek calo yang bergentayangan atas nama perwakilan rakyat itu meminta kepala daerah atau pejabat daerah menyediakan sejumlah anggaran untuk meloloskan anggaran yang diajukan.
Pernyataan Wa Ode membuat petinggi DPR kebakaran jenggot. Wa Ode pun akhirnya dipanggil Badan Kehormatan DPR untuk diperiksa.
JAYADI SUPRIADIN