Menurut Julius, masalah yang penting adalah Gus Dur harus berkompromi dengan dirinya sendiri dulu. Julius yakin, Golkar bersama partai lain yang mengetahui bahwa permasalahan bangsa ini akan selesai bila Gus Dur tidak lagi memerintah, tidak akan melakukan kompromi lagi.
Oleh karena itu, kata Julius, peluang bagi Gus Dur untuk melakukan kompromi sebelum Sidang Istimewa (SI) telah tertutup. “Penyelesaiannya ada di SI nanti,” kata Julius.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung menyatakan kesediaannya untuk berkompromi. “Sebelum SI, kemungkinan mencari solusi masih mungkin ada. Jadi manfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin,” tutur Akbar Tandjung usai menghadiri peluncuran buku karya Ibunda Presiden Abdurrahman Wahid, Sabtu (14/7) kemarin, di JCC.
Pendapat Akbar itu, menurut Julius, merupakan pendapat pribadi, dan bukan pendapat Partai Golkar. “Akbar boleh berkompromi dengan Gus Dur, tapi saya tidak yakin bahwa dia mampu membawa Partai Golkar untuk berkompromi dengan Gus Dur,” katanyaa.
Jadi, menurut Julius, kalau pun ada kompromi, itu berarti kompromi antara Akbar dengan Gus Dur, bukan dengan Golkar. Julius menambahkan, kompromi yang dimaksud Akbar, barangkali kompromi apabila pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid diterima. Tetapi Akbar lupa bahwa diterima atau tidaknya pertanggungjawaban itu akan dilihat dari SI nanti.
Mengenai rencana pertemuan Megawati dengan pimpinan partai di Bali nanti, menurut Julius, itu tidak ada hubungannya dengan Gus Dur. Itu membicarakan nanti seandainya pertanggungjawabab Gus Dur ditolak. “Selain itu, juga akan membicarakan penyelesaian masalah bangsa,” katanya. (Retno Sulistyowati)