TEMPO Interaktif, Cilegon - Ribuan truk pengangkut barang yang akan melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, kembali mengalami antrean di luar pelabuhan hingga 5 kilometer.
Antrean truk ini terjadi akibat dampak dari kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang membatasi waktu operasional truk. Selain itu kemacetan juga terjadi karena dermaga empat Pelabuhan Merak tidak beroperasi karena dalam perbaikan.
"Kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang melarang truk mengakibatkan penumpukan truk di Pelabuhan Merak," kata Manager Operasional PT Indonesia Ferry, Cabang Utama Merak, Jailis Anas, Sabtu, 28 Mei 2011.
Antrean truk terus memanjang hingga 5 kilometer di luar Pelabuhan Merak atau dua kilo dari gerbang Pintu Tol Merak tepatnya di Lingkungan Cikuasa Atas, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten.
Menurutnya, antrean truk yang terjadi ini tidak bisa dihindarkan, kepadatan truk itu mengakibatkan Kapal Ro-Ro tak mampu menyeberangkan secara lancar karena jumlahnya terbatas.
Bahkan, PT ASDP tidak bisa memastikan hingga kapan ribuan truk tersebut dapat terurai."Kemungkinan antrean masih akan terjadi hingga Minggu, 29 Mei 2011 besok," katanya.
Sementara itu, Ma'mun, 33 tahun, salah seorang sopir truk yang akan melakukan pengiriman kelontongan dari Kabupaten Serang ke Bandar Lampung, mengaku bosan dengan kondisi antrean yang terjadi di Merak. "Walaupun merasa bosan dengan kondisi ini, tapi kami tetap harus sabar untuk bisa melakukan penyeberangan," katanya.
Ma'mun mengaku sudah berada di Lingkungan Cikuasa Atas sejak pukul 13.00 WIB, namun hingga pukul 17.00 WIB belum bisa masuk ke kawasan Pelabuhan Merak. "Setiap memasuki akhir pekan truk selalu menumpuk," katanya.
WASI'UL ULUM