Menurut Tini, bagaimana pun pada akhirnya Agus Pambagio harus memilih, karena conflic of interest yang tidak munkin terhindarkan. Selama ini, YLKI dalam menyikapi kenaikan tarif listrik ini tetap berpihak pada kepentingan konsumen. Sikap demikian berseberangan dengan Yayasan Visi Anak Bangsa yang telah menerima kontrak untuk mensosialisasikan kenaikan tarif listrik tersebut melalui iklan.
Menanggapi rencana kenaikan tarif listrik, Tini mengatakan bahwa sikap YLKI jelas berada berseberangan dengan Yayasan Visi Anak Bangsa. Karena YLKI menilai PT PLN selama ini tidak konsisten dengan kebijakannya. Pada dasarnya YLKI telah memberikan pernyataan sikap terkait rencana kenaikan tarif tersebut, bahwa pertama, YLKI tidak setuju adanya kenaikan tarif listrik untuk 450 watt kebawah
Kedua, kenaikan tarif listrik tidak boleh lebih dari 20 persen. Ketiga, harus ada sosialisasi dari PLN dan transparansi kepada konsumen. Keempat, kenaikan tarif listrik tersebut jangan dilakukan sekarang menunggu kondisi perekonomian bangsa membaik. Ia menilai, PLN sering plin-plan. Untuk daya 900 watt kenaikannya bisa menjadi 60 persen. Padahal, katanya naik 20 persen. Tini menambahkan, sosialisasi yang disampaikan PLN melalui media elektronik tidak pernah sampai ke masyarakat. "Ini tanggung jawab Visi Anak Bangsa dan PLN dalam memberikan informasi yang benar kepada masyarakat," papar dia.
Menyikapi pemberitaan di kedua media, Metro TV dan Media Indonesia seputar penerimaan dana Rp 6 miliar oleh Agus Pambagio dari PT Pembangkit Tenaga Listrik (PLN) untuk iklan sosialisasi kenaikan tarif listrik, Tini mengatakan, sebagai langkah awal akan menyerahkan persoalan tersebut ke Dewan Pers. YLKI berharap kedua media tersebut mau meminta maaf atas pemberitaan tersebut. “Persoalan tersebut kita serahkan ke Dewan Pers, kita lihatlah apa yang dilakukan Dewan Pers atas pengaduan kita ini,” ujar dia.
YLKI tidak akan memperpanjang, asalkan ada permintaan maaf dari media tersebut. Karena setelah pemberitaan itu, banyak orang yang yang protes terhadap YLKI. “Kawan-kawan ketika di bus umum, banyak mendengar cibiran orang terhadap YLKI. Demikian juga di kantor, banyak yang protes melalui telepon,” kata Tini. (patna sunu)