Delapan korban meninggal adalah: Nurul Wijayanti, 14, (pelajar SMK Negeri 1 Bojonegoro); Nurin Hikmah, 14, (pelajar MTs Abu Darrin Bojonegoro); Diana Oktaviani, 14, (pelajar MTs Negeri 1 Bojonegoro); Fety May Nurhidayah, 15, (pelajar MTs Negeri 1 Bojonegoro). Kemudian, Arisyanto (30), Darsini (40), dan Agus (34). Semuanya warga Desa Padang, Trucuk.
Darsih, 40, warga Desa Sumberejo, Trucuk adalah korban yang pertama kali ditemukan meninggal pada Senin (2/5) pagi. Mayatnya ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi tenggelamnya perahu, di antara Desa Padang, Kecamatan Trucuk dan Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.
"Delapan korban meninggal ditemukan dalam jangka waktu enam hari oleh tim SAR gabungan Sub Detasemen III C Pelopor Brimob Bojonegoro," kata juru bicara Kepolisian Resor Bojonegoro, Ajun Komisaris Ariyadi, Sabtu, 7 Mei 2011.
Menurut dia, pencarian akan terus dilakukan. Tapi, jumlah personel Tim SAR akan dikurangi. Seperyi anggota Brimob dari Madiun, Kediri, Mojokerto, sudah ditarik.
Peristiwa naas terjadi Senin, 2 Mei 2011 lalu. Perahu semacam rakit penyeberangan memuat lebih 31 tenggelam setelah menabrak tonggak kayu. Sebanya 22 orang penumpang perahu sepanjang 12 meter, lebar 2 meter yang dikemudian Wijianto, 38, itu selamat. Empat sepeda motor dan 12 sepeda pancal milik pelajar sekolah dan pedagang turt karam.
Di sepanjang Sungai Bengawan Solo banyak beroperasi perahu penyeberangan yang tiap hari menghubungkan interaksi antar desa. Selian para pelajar, para penumpang kebanyakan adalah pedagang yang hilir mudik dari pasar ke pasar.
SUJATMIKO