Fachri mengatakan, PKS sebenarnya menilai kontrak koalisi yang lama sudah bagus. Namun, jika ada kontrak baru, PKS bersikap terbuka, asalkan diajak berembug membahas isinya.
Hanya saja, Fachri menyayangkan jika penyusunan kontrak baru koalisi ternyata tidak melibatkan PKS. Prosedur penyusunan kontrak baru, menurut dia, harus dibahas melalui pertemuan semua perwakilan partai anggota Setgab. "Harus ngomong dong, ini masalahnya apa. Jika disepakati satu konsep, kita obrolin. Masa ngobrolin negara, mainnya merem saja. Ini kan menyangkut masalah orang banyak," ujar nya.
Menurut Fachri, semua perwakilan partai anggota Setgab seharusnya duduk bersama. Semua perwakilan partai, ia mengibaratkan, adalah sebagai pemegang saham di Setgab. "Duduk dan ngobrol, kasih masukan. Hasil ngobrol jadi masukan draft. Kok tiba-tiba sudah teken," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat menyatakan draft kontrak baru koalisi sudah disodorkan kepada seluruh perwakilan partai anggota Setgab. Lima di antaranya sudah memberi paraf tanda setuju dengan draft baru itu.
Mereka masing-masing Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Radjasa, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, dan Anas sendiri. Sedangkan perwakilan PKS belum tanda tangan.
Menanggapi hal itu, Fachri mengatakan PKS tetap merasa santai. Aktifitas partai tetap berjalan seperti biasa. "Sekarang kita cooling down dulu, seperti yang disampaikan SBY. Kami menunggu sambil qusnudhon (berbaik sangka). Kami tetap optimistis," kata dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI