Hal itu juga dilakukan Frans Lebu Raya saat berkunjung ke tiga kabupaten di Pulau Flores, yakni Kabupaten Ngada, Nagekeo, dan Kabupaten Ende.
"Kita sudah bosan miskin. Jadi marilah kita hilangkan julukan miskin untuk daerah kita," kata Gubernur Lebu Raya saat berada di Bajawa, Kabupaten Ngada, Senin (21/3).
Menurut gubernur, dirinya telah menyampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat Rapat Paripurna Kabinet Indonesia Bersatu II, Februari 2011 lalu. Dalam acara tersebut juga dibahas tentang percepatan pembangunan di NTT. "Saya sudah sampaikan kepada Presiden bahwa NTT sudah bosan miskin," ujarnya.
Untuk menghilangkan julukan sebagai daerah miskin, Frans Lebu Raya mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan beberapa program kerja. Salah satu di antaranya adalah menjadikan NTT sebagai provinsi koperasi.
Frans Lebu Raya optmistis melalui gerakkan koperasi, upaya pengentasan kemiskinan bisa berhasil.
Hingga Maret 2011, di seluruh daerah di NTT, tercatat 1.917 koprasi, walupun dari jumlah itu sebanyak 318 koperasi tidak aktif. "Dengan koperasi, kita bisa meningkatkan perekonomian rakyat," ujarnya.
Peranan koperasi bisa diandalkan untuk mengatasi pengangguran. "Manfaatkan koperasi yang ada untuk mendapatkan modal usaha,” ucapnya.
Gubernur menambahkan, program lainnya adalah apa yang disebutnya sebagai program Desa Mandiri Anggur Merah. Tujuannya untuk peningkatan ekonomi rakyat.
Melalui program tersebut, tahun 2011 ini telah disalurkan dana kepada 280 desa dan kelurahan di NTT. Setiap desa mendapat Rp 250 juta.
Gubernur menegaskan, dana tidak digunakan untuk membangun infrastruktur. Dana difokuskan untuk membantu para pengusaha kecil, termasuk usaha rumah tangga. Di antaranya pengrajin kerupuk. ”Dana harus disalurkan dengan benar agar pemanfaatannya dijamin baik,” paparnya. YOHANES SEO.