TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto mengatakan ledakan bom yang terjadi di Utan Kayu, Jakarta Timur akibat kelalaian polisi yang tidak mengikuti Standard Operational Procedure untuk menjinakkan bom. "Terburu-buru anggotanya, tidak sabar menunggu," kata Sutanto selepas Rapat Kerja dengan Komisi Pertahanan di Gedung DPR, Rabu 16 Maret.
Sutanto membantah jika pihak intelijen telah kebobolan dengan aksi teror bom kemarin. Menurut Sutanto tidak mudah bagi BIN untuk mendeteksi aksi terorisme. Dia mengajak kepada masyarakat agar selalu waspada.
Sutanto menambahkan BIN saat ini berada dalam posisi menunggu hasil penyidikan kepolisian. Pihaknya tidak bisa mengambil kesimpulan terlalu cepat mengenai motif pengiriman paket bom. "Sabar ya,agar penyidikan berjalan lancar," kata Sutanto.
Pada Selasa Sore masyarakat dikejutkan dengan adanya bom di dalam buku di kantor Radio Kantor Berita Radiao 68H. Bom itu dikirim kepada tokoh Jemaah Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdlla. Akibat dari peristiwa itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Polisi Dodi Rahmawan tangan kirinya terluka parah.
Selain itu, pada malam harinya tim gegana Mabes Polri berhasil menjinakkan bom yang serupa di parkiran kantor Badan Narkotika Nasioanl (BNN). Selang beberapa waktu kemudian bom jenis serupa ditemukan pula di kediaman Ketua Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno.
Aditya Budiman