TEMPO Interaktif, MAKASSAR - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa menyatakan anggota koalisi partai politik pendukung pemerintahan boleh berbeda pendapat, namun harus tetap dalam tatanan komitmen yang telah dibangun sejak awal.
Hatta Rajasa menyampaikan hal tersebut saat orasi politik di pelantikan pengurus DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan di Makassar, Ahad 6 Maret 2011. Hatta menegaskan itu untuk menanggapi memanasnya hubungan antarelit partai koalisi pendukung Pemerintah.
Menurut Hatta, esensi koalisi adalah tanggung jawab dan perbedaan yang ada di dalamnya merupakan faktor yang saling melengkapi sehingga terciptalah kebersamaan. "Kehidupan politik harus melahirkan harmoni kesejukan sehingga membawa kemajuan negeri," ujarnya.
Hatta meminta, tidak perlu berspekulasi macam-macam tentang koalisi itu. Energi bangsa seharusnya satukan kembali untuk berkomitmen ke depan membangun bangsa ini lebih kuat.
Saingan partai politik bukan sesama partai politik, tapi bangsa lain. Partai politik harus membangun daya saing bangsa itu sehingga bisa seperti bangsa-bangsa lain yang semakin berkembang.
Ia mengimbau agar tidak usah terpengaruh situasi-situasi yang sesaat. Sebaliknya, semua pihak seharusnya menjadikan tahun 2012-2013 sebagai tahun kerja keras bagi rakyat.
"Kalau kita bekerja untuk rakyat, rakyat akan memberi `reward`. Rakyat itu punya `reward` dan `punishment` yang akan dikeluarkan pada saatnya," ujarnya.
Hatta menambahkan, para kader diinstruksikan untuk mematuhi siapapun pemerintah daerah mereka dan dari partai mana pun mereka berasal. Sebab bagaimanapun, pemerintah daerah adalah hasil yang disepakati rakyat.
Menko Perekonomian itu menyetujui langkah presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memanggil semua pimpinan Partai Poltik (Parpol) koalisi guna membicarakan kembali esensi koalisi. ”Mau bersama-sama atau tidak, itu sangat penting. Nanti kita lihat siapa yang ingin melanjutkan, ” kata Hatta.
ABD AZIS