Anak Enung, 52 tahun dan Iri, 60 tahun itu, dibawa ke rumah sakit pada Sabtu pagi sekitar 04.30 WIB, atas rujukan dokter setempat. “Pasien masih dirawat di ruang isolasi agar tidak menular ke pasien lainnya,” ujar Penanggung Jawab Pelaksana Ruang Isolasi RSUD Garut, Asep Roni Aryanto.
Menurut dia, sebelum mengalami sakit, di tempat tinggal balita tersebut banyak ayam warga yang terpapar virus H5N1 atau flu burung. Gejala klinis yang dialami LN di antaranya panas, sesak napas, batuk dan ditambah dengan kejang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, suhu tubuh pasien 36,3 derajat, nadi 120 per menit, respirasi 40 per menit. Sedangkan kadar leukositnya masih normal yakni 14.400/mm3. Namun, untuk penanganan sementara tim medis telah memberikan obat antibiotik, anti alergi dan obat flu burung atau tamiflu.
Asep menambahkan, tim medis belum dapat menentukan apakah LN positif flu burung atau tidak. Soalnya, apus hidung dan tenggorokan pasien masih diteliti di badan penelitian dan pengembangan kesehatan Jakarta. “Sebelum ada hasil Lab dari Jakarta, pasien belum bisa diperbolehkan pulang,” ujarnya.
Selain LN, rumah sakit juga masih merawat pejabat Dinas Peternakan Kecamatan Banyuresmi, berinisial EK, 49 tahun yang diduga tertular virus H5N1 atau Avian Influensa dari unggas, sejak Jumat lalu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir, kondisi kesehatan EK mulai membaik. Suhu tubuh pasien 36 derajat turun dari sebelumnya mencapai 38 derajat, nadinya 80 per menit, respirasi 22 per menit turun dari sebelumnya 24 per menit dan tekanan darah 120/80 turun dari 130/80.
Kepala Bidang Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dede Rohmansyah, mengimbau agar warga di Kecamatan Banyuresmi untuk menggunakan masker atau penutup hidup. Hal itu untuk mengantisipasi penularan virus flu burung dari unggas dan mencegah bertambahnya korban suspect flu burung.
Selain itu, tambah Dede, pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap kesehatan warga. Pemeriksaan kesehatan rencananya akan dilakukan selama 14 hari ke depan. “Saya minta masyarakat untuk berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan lingkungannya, jangan sampai kasus suspect terus bertambah,” ujarnya
Bertambahnya pasien suspect flu burung ini diduga terinfeksi dari ayam yang mati di Desa Banyuresmi, Sukaratu dan Desa Sukasari, Kecamatan Banyuresmi, karena terpapar virus H5N1. Jumlah ayam warga yang mati hingga saat ini tercatat sebanyak 700 ekor.
Sigit Zulmunir