Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wasior Masih Kekurangan Hunian Sementara

image-gnews
Dapur umum di Wasior. Tempo/Tony Hartawan
Dapur umum di Wasior. Tempo/Tony Hartawan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -  Jumlah hunian sementara yang dibangun masih kurang untuk pengungsi, pasca bencana banjir bandang menerjang wilayah itu beberapa waktu lalu.
Juru bicara Wapres Yopie Hidayat, di Jakarta, Rabu mengatakan, setidaknya ada dua masalah besar yang masih dihadapi di Wasior. "Pertama, jumlah pengungsi. Dan kedua soal tempat untuk rekonstruksi. Huntara (hunian sementara) bagi pengungsi Wasior sudah selesai hanya masih terdapat kekurangan," katanya.

Usai menghadiri rapat rehabilitasi dan rekonstruksi Wasior yang dipimpin Wapres Boediono, ia mengemukakan, Hunian sementara sudah selesai hanya saja jumlahnya teryata kurang.

Menurut data terakhir, ada 1.124 KK di Wasior. "Teryata lebih banyak karena pengungsi-pengungsi yang sempat mengungsi ke luar daerah kembali ke Wasior," ungkap Yopie.

Ia menambahkan, banyaknya pendatang pada akhirnya akan menimbulkan masalah baru.
"Yang menjadi masalah adalah mereka yang kembali ternyata lebih banyak dari yang diperhitungkan. Ini masalahnya yang termasuk dalam masalah pertama kita, ada pendatang dari luar," tutur Yopie.

Akibatnya, terdapat kekurangan tempat bagi 600 KK yang kembali ke Wasior dari berbagai daerah.

Mengenai jumlah barak yang kurang, pemerintah masih harus menyediakan sekitar 12 barak.
"Kalau perhitungan satu baraknya untuk 12 KK, perlu tambahan sekitar 12 barak bagi pengungsi yang kembali itu," ujarnya.

Masalah lain, lanjut Yopie, adalah mengenai tempat bagi rekonstruksi penduduk Wasior terkait rencana merehabilitasi Kota Wasior.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait itu, telah dibentuk dua tim. Tim pertama akan dipimpin oleh Menko Kesra Agung Laksono dan tim kedua akan dipimpin Menteri PU Djoko Kirmanto.

"Tim pertama nantinya akan menangani masalah pengungsi, meliputi pendataan jumlah dan kejelasan status (sebagai penduduk asli atau pendatang), sedangkan tim kedua akan melakukan riset terkait lokasi untuk pembangunan kembali Wasior,? ujarnya.

Yopie menambahkan, lokasi lama Wasior tetap akan dipertahankan hanya saja daerah resapan air besar akan otomatis direlokasi. Ia mengemukakan, ada dua tempat relokasi bagi penduduk Wasior, pertama, Naikere, dan kedua Raisiei.

Hanya kedua tempat tersebut masih harus dipertimbangkan lebih jauh dengan melihat pertimbangan-pertimbangan seperti jarak keduanya dari Wasior serta ketersediaan lahan maupun sistem mata pencaharian, kata )Yopie.

"Ya pokoknya kami akan lebih dahulu berkoordinasi dengan Pemda setempat, tokoh-tokoh agama dan masyarakat, serta perwakilan dari masyrakat itu sendiri," katanya.

WDA | ANT 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Papua Panas Lagi, Tiga Penerbangan ke Wamena Ditunda

23 September 2019

Pengendara melintas di samping bangkai mobil yang hangus terbakar di Jayapura, Papua, Sabtu, 31 Agustus 2019. Kota Jayapura sudah mulai berangsur-angsur kondusif pasca-kerusuhan. ANTARA/Zabur Karuru
Papua Panas Lagi, Tiga Penerbangan ke Wamena Ditunda

Penerbangan ke Bandara Wamena ditunda menyusul situasi Papua yang kembali memanas,


DPR Tambah Rp 150 Miliar untuk Wasior

29 Oktober 2010

Alat berat memindahkan tumpukan kayu yang menimpa sebuah pasar di Sandui, Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. TEMPO/Tony Hartawan
DPR Tambah Rp 150 Miliar untuk Wasior

DPR telah menyetujui penambahan anggaran untuk menanggulangi bencana di Mentawai, Merapi dan Wasior sebesar Rp 150 miliar.


Hargai Jasa Pahlawan Jangan Biarkan Pejabat Korup

10 November 2009

Hargai Jasa Pahlawan Jangan Biarkan Pejabat Korup

Sekitar seratus orang mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember, meminta pemerintah bertindak tegas terhadap pejabat yang korup.