Iklan
TEMPO Interaktif, Batam:Walikota Batam Nyat Kadir disorot tajam. Ia dituduh telah disetir politisi Partai Golkar dalam penentuan kebijakan, termasuk mutasi pejabat dan pengamanan proyek-proyek vital. Bahkan, terpilihnya Nyat Kadir dan Wakil Walikota Asman Abnur dalam pemilihan lalu dicurigai sebagai hasil negosiasi dengan eksponen Golkar setempat. Indikasi itu diungkap Batam Corruption Watch (BCW) dengan menyimak kinerja Nyat Kadir dan Asman Abnur yang belum menampakkan hasil. Penempatan pejabat juga diwarnai kolusi dan nepotisme. BCW menyorot diangkatnya Arifin sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja. Padahal, Arifin tak punya pengetahuan dan pengalaman ketenagakerjaan. Ia sebelumnya Kepala Depdikbud. “Kami punya bukti konkrit perjanjian Nyat Kadir dan Asman dengan DPD Partai Golkar Batam,” ujar Koordinator BCW, Zukriansyah, kepada Tempo News Room, Minggu (6/12). Negosiasi berkait penetuan posisi di pemerintahan seperti Sekretaris Kota Batam, Ketua Bapeko, Kepala Dinas hingga level camat. “Semua harus dibicarakan dan berkonsultasi dengan Ketua Partai Golkar Batam dan seluruh fraksi Partai Golkar,” ujar Zukri. Ia mengutip surat pernyataan ayat pertama di atas kertas bermaterai Rp 6.000 yang ditandatangani Nyat Kadir dan Asman pada 12 Februari 2001, atau bertepatan hari pemilihan walikota dan wakil walikota Batam. Saat itu, Nyat Kadir-Asman bersaing keras dengan Nazief Soesila Dharma-Johnson Napitupulu. Suara Golkar sangat menentukan meski menduduki enam kursi di DPRD Kota Batam. Akhirnya, Nyat Kadir dan Asman menang tipis. Ketua DPC PDI Perjuangan Batam Sahat Sianturi meminta Nyat Kadir dan Asman Abnur berterus-terang mengenai temuan tersebut. Perbuatan itu dinilai lebih parah dari politik uang. “Itu menggadaikan jabatan, dan jelas perbuatan pidana,” kata Sahat. Ketua Partai Golkar Batam H. Muhammad Amin belum berhasil dikonfirmasi. Berkali-kali telepon selulernya dikontak, tapi sekalipun diangkat. Ia juga tidak pernah ada di kantor. “Bapak sedang keluar,” kata seorang penjaga. Walikota Nyat Kadir tidak mau komentar. “Cooling down dulu,” katanya. (Rumbadi)
Iklan
