TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat, HM Ali Yacob mengaku prihatin karena provinsi-provinsi berlabel Otonomi Khusus tak kunjung mengalami perbaikan keadaan. Angka harapan hidup orang Papua sebelum diterapkannya Otonomi Khusus, menurut politisi Partai Demokrat ini, adalah 50 tahun. "Tetapi setelah Otonomi Khusus justru turun menjadi 48 tahun, karena AIDS," ujarnya dalam rapat Panitia Khusus Otsus Papua, Papua Barat dan Aceh di gedung DPR, Rabu 1 Desember 2010.
Padahal, alokasi dana Otsus Papua dan Papua Barat sudah sangat besar. Apalagi sebanyak 30 persen dari dana itu dialokasikan untuk pendidikan, dan 17 persen untuk kesehatan. Menanggapi hal itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa yang hadir dalam rapat mengatakan pemerintah memahami kekecewaan anggota dewan.
Ia berjanji pemerintah akan menaruh perhatian lebih agar Undang-Undang Otonomi Khusus, baik Papua dan Papua Barat dapat berjalan secara akuntabel. "Pemerintah peduli agar setiap rupiah dana Otonomi Khusus bisa sampai kepada masyarakat kedua provinsi tersebut," kata Hatta.
Sebaliknya, pemerintah melihat program Otsus Papua dan Papua Barat mengalami kemajuan. Untuk itu, pemerintah ingin agar Otonomi Khusus dapat dipercepat. "Itu sebabnya kita tawarkan pendekatan baru, yang melibatkan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah Papua dan Papua Barat," kata dia.
Selain Hatta Radjasa, dari pihak pemerintah, rapat dihadiri jajaran menteri kabinet bidang ekonomi. Namun rapat Pansus kali ini tak dihadiri Gubernur Papua dan Papua Barat. Dari tiga pemimpin daerah Otonomi Khusus yang diundang dalam rapat hari ini, hanya provinsi Daerah Istimewa Aceh yang mengirim wakilnya.
MAHARDIKA SATRIA HADI