TEMPO Interaktif, Garut - Memasuki musim penghujan dengan intensitas yang tinggi, jalur transportasi di Kabupaten Garut terancam lumpuh. “Ancaman lumpuhnya transprotasi di Garut ini cukup tinggi,” ujar Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Garut, Atang Subarza, Selasa (30/11).
Menurut Atang, ancaman longsor itu biasa terjadi di wilayah Garut bagian selatan. Daerah longsor itu berada di 14 titik yang tersebar di Kecamatan Banjarwangi, Pakenjeng, Cisompet, Talegong, Bungbulang, Pamulihan dan Kecamatan Cisewu.
Selain akibat curah hujan, tingginya ancaman longsor ini diakibatkan oleh kontur tanah di wilayah selatan yang cukup labil. Kondisi jalan yang terancam putus itu lokasinya diapit oleh tebing yang cukup tinggi. “Longsor ini biasanya menutup bahu jalan sepanjang 10 sampai 20 meter,” ujarnya.
Atang menambahkan, jalur yang biasa terkena longsor itu merupakan jalur utama yang menghubungkan antara kecamatan dengan pusat kota Kabupaten Garut. sehingga bila longsor terjadi, roda perekonomian masyarakat dipastikan akan lumpuh.
Dia juga mengaku proses evakuasi sering mengalami hambatan karena terbentur dengan tidak adanya anggaran tanggap darurat. Namun meski begitu, Atang mengaku pihaknya telah menyiapkan dua buah loader, satu excavator dan 5 dump truk.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Garut, Ruslan, menyatakan selama satu pekan ini terdapat dua kejadian longsor diantaranya di daerah antara kecamatan Caringin-Cisewu dan daerah anatara Kecamatan Peundeuy-Toblong. “Semua kejadian sudah kami tangani,” ujarnya.
Berdasarkan catatannya sebanyak 26 kecamatan dari 42 kecamatan yang ada di Garut dinyatakan sebagai daerah rawan longsor.
Sedangkan daerah rawan longsor lainnya berada di wilayah bagian utara dan barat Kab Garut, diantaranya Kec Leles, Kadungora, Malangbong, Sukawening, Sucinaraja, Kersamanah, Sukaresmi, Pasirwangi, dan Kecamatan Samarang. “Kami himbau masyarakat untuk tetap waspada memasuki musim hujan ini,” ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR