TEMPO Interaktif, Jakarta - Ratusan perwakilan tokoh masyarakat dari 14 kecamatan yang ada di wilayah Pantai Utara Kabupaten Subang, Jawa Barat, ramai-ramai menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Subang. Mereka menegaskan komitmenya untuk segera memisahkan diri dari wilayah Kabupaten Subang.
Mereka datang dari sejumlah titik pemberangkatan seperti Kecamatan Purwadadi dan Tambak Dahan. Mereka mendatangi gedung Dewan dengan melakukan konvoi sepeda motor dan mendapatkan pengawalan petugas keamanan dari Polres Subang.
“Berpisah dengan Subang adalah harga mati,” kata salah seroang pengunjuk rasa. Dia mengaku sudah jengah dengan pemerintahan sekarang. Para pemimpin Subang dituding telah berhasil memarjinalkan wilayah Pantura secara terstruktur, mulai dari infrastruktur jala yang amburadul, layanan kesehatan dan fasilitas pendidikan yang minim.
Sejumlah perwakilan pengunjuk rasa kemudian diterima dua Wakil Ketua DPRD, masing-masing Agus Masykur dan Achmad Rizal. Mereka kemudian diminta untuk menyampaikan aspirasinya di dalam ruang siding paripurna Dewan.
Boing Zakaria yang menjadi juru bicara perwakilan pengunjuk rasa menyampaikan lima tuntutan:Pemekaran Subang dengan Pantura; Dewan dan eksekutif diminta segera menyampaikan aspirasi pemekaran Pantura tersebut ke pemerintah provinsi dan pusat;Alasan pemekaran didasrkan pada pertimbangan pemberdayaan ekonomi masyarakat Pantura; Pemekaran merupakan implementasi dari pelaksanaan otonomi daerah dan pemekaran bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan pelayanan publik.
Menyikapi lima tuntutan masyarakat pantura tersebut, Agus Masykur, mengatakan, Dewan akan menampung sekaligus mengakomodir aspirasi masyarakat pantura tersebut. “Kami akan menyampaikannya kepada pihak eksekutif,” kata Agus. Eep Hidayat, Bupati Subang, menyikapi aspirasi masyakat pantura mengatakan, pihaknya sangat menghormatinya. “Sebab, aspirasi tersebut merupakan bagian pengejawantahan demokrasi,” kata Eep.
NANANG SUTISNA.