TEMPO Interaktif, Padang — Pencarian korban tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, sudah berakhir setelah tujuh hari pascabencana itu. Pencarian korban masih dicari namun tidak lagi dilakukan intensif.
Kepala Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Sumatera Barat Ade Edward mengatakan saat ini penanganan bencana di Mentawai difokuskan pada pemulihan para pengungsi.
“Tanggap darurat masih akan berlangsung sampai 7 November, saat ini difokuskan pada perawatan kesehatan, pemulihan para pengungsi, menjaga pengungsi tetap sehat dan membuat hunian sementara,” kata Ade Edward, Kamis (4/11).
Ia mengatakan, malam ini akan ke Mentawai menyiapkan evaluasi apakah tanggap darurat bisa berakhir setelah 14 hari atau diakhiri dengan pengecualian di beberapa daerah.
“Fasilitas IT bantuan BNPB untuk penanggulangan bencana sore ini kami bawa ke Sikakap dengan Kapal Ambu-Ambu, kemarin sebenarnya sudah berangkat, baru 15 menit perjalanan balik lagi karena badai,” kata Ade Edward.
Ia mengatakan, fasilitas IT yang dibawa berupa mobil bantuan BAdan Penanggulangan Bencana Nasional pertengahan tahu lalu yang dilengkapi fasilitas video conference internet satelit sehingga kerja posko Bencana Alam di Sikakap bisa maksimal.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim mengatakan bantuan logistik sudah menyentuh semua titik-titik pengungsian di Pulau Pagai dan Pulau Sipora. Distribusi bantuan sudah merata yang disebarkan melalui tujuh unit helikopter serta kapal.
Bantuan pangan untuk pengungsi dan Posko Utama di Sikakap juga masih cukup dan masih ada 294 ton beras yang masih ada di kapal yang sandar di Posko Utama di Sikakap. "Sistem penanggulangan bencana tsunami Mentawai, sudah dijalankan sesuai prosedur,” kata Muslim Kasim.
Jumlah korban tewas akibat tsunami di Mentawai mencapai 428 orang, hilang 74 orang dan 15.097 warga mengungsi.
FEBRIANTI