Berdasarkan data KPA Sidoarjo, sejumlah 223 penderita HIV/AIDS berusia antara 21-30 tahun. Sedangkan selebihnya, 190 orang berusia antara 31-40 tahun. Perilaku hubungan seks bebas dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang menjadi penyebab utama penularan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini.
Menurut Ferry jumlah penderita HIV/AIDS di Sidoarjo diperkirakan akan terus meningkat. Tahun 2010 ini tercatat 512 penderita, sedangkan tahun 2009 sebanyak 412 penderita. Penyebaran penderita HIV/AIDS tertinggi terjadi di Kecamatan Sidoarjo sebanyak 146 orang dan Kecamatan Candi 39 orang.
Ferry menjelaskan pula, 27 persen penderita meninggal dunia karena kondisinya telah mencapai stadium lanjut. Nyawa penderita HIV/AIDS tak tertolong meski pemerintah memberikan obat Antiretroviral (ARV) untuk kekebalan tubuh secara cuma-cuma.
Ferry menyebutkan lokalisasi terselubung juga menjadi penyebab utama penyebaran penyakit mematikan ini. Warga Sidoarjo, katanya, diketahui memanfaatkan jasa Pekerja Seks Komersial (PSK) di sejumlah lokalisasi terselubung di Prambon, Porong, Krian, Tretes (Pasuruan) dan Surabaya. Sedangkan, selama ini tak ada pantauan khusus mengenai kondisi kesehatan para PSK. "PSK tak pernah menggunakan kondom," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Sosial Sidoarjo Widodo Edi Trijatno mengatakan, Pemkab Sidoarjo telah melatih 500 modin wanita untuk merawat jenasah yang mengidap HIV/AIDS, hepatitis B, kolera maupun penyakit menular lainnya. "Agar mereka tak ragu dan takut merawat dan mensucikan jenasah para penderita, khususnya HIV/AIDS," ujarnya. EKO WIDIANTO.