TEMPO Interaktif, MAKASSAR - Komandan Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Agus Supriatna mengaku tak pernah menyiapkan minuman keras jenis bir kepada para teknisi pesawat Sukhoi asal Rusia. Ia malah mensinyalir para korban yang membeli langsung minuman tersebut dan meminumnya secara diam-diam.
"Tidak mungkin kami menyiapkan miran bagi mereka. Kami punya aturan yang sangat ketat dan telah disampaikan kepada ketua tim sebelum tinggal di mes," kata Agus kepada Tempo saat menghubunginya, Rabu 15 September 2010 malam.
Jenderal bintang satu ini mengatakan saat tim garansi warranty tiba di Makassar, pihaknya langsung menyodorkan aturan main dan budaya yang ada di Lanud Sultan Hasanuddin. Pihaknya juga tidak merasa khawatir lantaran pimpinan rombongan tim tersebut bukan kali pertama tinggal di Lanud.
Itu sebabnya, alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1983 ini mengatakan, saat insiden itu terjadi pihaknya langsung berkoordinasi dengan pimpinan tim dan mempertanyakan kasus itu. Hasilnya, pimpinan rombongan juga sempat kalang kabut dengan kejadian tersebut.
"Mereka juga kaget karena tidak menyangka ada aktivitas seperti itu. Sehingga saya menduga mereka melakukan secara sembunyi-sembunyi. Inilah yang masih kami selidiki," imbuh mantan personel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Mabes TNI ini.
Hingga saat ini, pihak Lanud Sultan Hasanuddin belum mengetahui sumber minuman keras jenis bir yang ditemukan di mes ketiga korban. "Belum diketahui apakah mereka tewas karena menenggak bir atau ada zat lain yang dikonsumsi. Namun jika memang terbukti ada oknum personel yang ikut membelikan minuman itu maka akan kami tindak tegas," ujarnya.
Sebenarnya, sambung Agus, sumber dan jenis minuman yang dikonsumsi tersebut bisa dikorek dari korban yang terakhir meninggal yakni Victor Savanoc. Hanya saja Polisi Militer Lanud Sultan Hasanuddin tidak bisa berbuat banyak untuk meminta keterangan dari yang bersangkutan.
"Saat ditanya, ia memilih diam sehingga kami juga sulit mendapat informasi apa yang mereka minum dan di mana mereka membelinya," jelas Agus.
Meski demikian, Agus mengatakan kebiasaan mereka adalah minum bir yang ditambah dengan bukti penemuan sepuluh botol bir kosong di belakang mes tersebut. "Untuk vodka kami tidak menemukan botolnya," tambah Agus.
ABDUL RAHMAN