TEMPO Interaktif, Serang - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang menyatakan cairan kimia jenis hydrochloric (HCl) yang meledak dari tiga tangki kimia milik PT Sulfindo Adiusaha di Kampung Pengoreng, Desa Sumuranja, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Banten Jumat lalu, tumpah dan mencemari perairan Bojonegara.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, Banten, Anang Malyana, menyatakan dari total 180 ton cairan kimia jenis hydrochloric (HCL) yang meledak, sebagian cairan tersebut yaitu sekitar 90 ton tumpah ke muara laut Bojonegara dengan kadar asam 30 persen.
Sampai saat ini pihaknya masih melakukan kajian untuk mencari tahu sisa dari cairan kimia tersebut. "Kami masih melakukan kajian, namun Kami belum berani mengecek langsung sampai atas-atas tangki kimia yang meledak tersebut, karena sangat berbahaya," kata Anang, Ahad (11/7).
Pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan dengan memberikan campuran kapur ke air laut agar kadar pencemaran laut bisa dinetralisir. "Kalau HCL sifatnya asam, sedangkan kapur basah, jadi kalau dicampurkan jadi satu maka akan netral," katanya.
Salah seorang petugas dari BPLH Kabupaten Serang, Yani Setya Maulida, mengatakan pihaknya sudah meninjau ke lokasi kecelakaan tersebut. Bahkan DLH sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, Kesbangpol.
“Kami sudah meninjau lokasi laut yang terkena tumpahan bahan kimia, dari tangki yang meledak di pabrik tersebut, serta membawa sample kimia yang tumpah di laut untuk diteliti apakah berbahaya atau tidak bagi ekosistem laut,” kata Yani.
WASI’UL ULUM