TEMPO Interaktif, Surakarta – Inflasi Surakarta pada tahun kalender Januari hingga Juni 2010 adalah yang tertinggi kedua di Jawa Tengah, setelah Purwokerto. Selama setengah tahun ini, tercatat inflasi mencapai 2,27 persen. Terpaut sedikit dari Purwokerto yang memiliki angka inflasi 2,36 persen.
Persoalannya, dari angka inflasi 2,27 persen di atas, sebanyak 1,23 persen di antaranya disumbangkan oleh inflasi di Juni 2010. “Memang inflasi Juni tergolong tinggi. Separuh dari total inflasi Surakarta hingga setengah tahun ini disumbangkan bulan Juni,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik Surakarta Toto Desanto kepada Tempo, Jumat (2/7).
Sementara untuk Juni, inflasi Surakarta tetap menduduki peringkat kedua di Jawa Tengah, setelah Tegal dengan angka inflasi 1,33 persen. Dari hasil statistik yang dikumpulkan, diketahui penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok bahan makanan dan kelompok sandang.
“Bahan makanan seperti cabai rawit ada kenaikan harga sebesar 173 persen dibanding bulan sebelumnya. Ini memberi andil pada inflasi sebanyak 0,34 persen,” katanya. Kemudian beras, di mana kenaikan harga mencapai 4,6 persen. Meskipun kecil, tapi memberi andil 0,27 persen. “Karena beras adalah komoditas yang banyak dikonsumsi masyarakat sehingga dampaknya juga sangat terasa,” tambahnya.
Komoditas bahan makanan lainnya adalah cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Sementara inflasi terbesar kelompok sandang disumbang oleh emas perhiasan dan pembalut wanita. Di sisi lain, penurunan harga terjadi pada gula pasir sebesar 7,2 persen, kayu balokan 5,4 persen, batu bata 2,4 persen, dan sampo 1,4 persen.
Toto memprediksi inflasi Surakarta untuk Juli bisa lebih tinggi lagi, sebagai dampak kenaikan tarif dasar listrik. Untuk itu, dia meminta pemerintah segera melakukan langkah untuk mengendalikan inflasi. “Misalnya untuk bahan makanan, bisa disediakan stok yang cukup sehingga harga bisa turun,” dia menyarankan.
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah Surakarta Joko Pangarso mengakui inflasi Surakarta untuk Juni tergolong tinggi. Untuk itu, dia akan mencari penyebab tingginya angka inflasi. “Kami akan melihat pokok persoalannya. Apakah di distribusi barang yang tersendat, stok barang, atau karena permintaan tinggi dari masyarakat,” katanya.
Setelah diketahui penyebabnya, pihaknya akan segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar inflasi Juli dan bulan-bulan berikutnya tidak setinggi Juni.
UKKY PRIMARTANTYO