TEMPO Interaktif, Semarang - Setelah perdagangan bebas antara negara ASEAN dengan Cina diberlakukan, produk tekstil ilegal terus mebanjiri di wilayah Jawa Tengah.
“Akibatnya, para pengusaha tekstil lokal harus kelimpungan karena mendapatkan persaingan yang ketat,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Komisariat Daerah Semarang Agung Wahono kepada Tempo, Senin (28/6).
Agung menyatakan saat ini di pasaran sudah tidak bisa lagi membedakan produk tekstil yang legal dan yang ilegal menyusul diberlakukannya perdagangan bebas dengan Cina.
Sebelum ada pemberlakuan perdagangan bebas, kata Agung, produk tekstil dari Cina sudah masuk ke Indonesia, termasuk Jawa Tengah. Kini, setelah perjanjian perdagangan bebas dengan Cina diberlakukan maka produk-produk yang masuk secara ilegal itu dilempar ke pasaran secara bebas.
“Kayak ada pencucian gudang secara besar-besaran,” ujar Ketua Bidang Advokasi Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Tengah ini.
Saat ini, kata Agung, produk-produk tekstil asal India juga banyak yang beredar di Jawa Tengah. “Barang itu masuk melalui pintu-pintu tak resmi,” kata Agung.
Agung menyatakan pengusaha tekstil di Jawa Tengah kalah bersaing dengan pengusaha dari Cina dan India karena berbagai faktor. Salah satunya, pemerintah di Cina dan India memberlakukan kebijakan yang menguntungkan pengusaha dengan memberikan berbagai insentif.
Sedangkan pemerintah di Indonesia, kata dia, sepertinya malah cuci tangan atas kesulitan yang dihadapi para pengusaha. Ia mencontohkan tarif dasar listrik yang akan naik, bunga perbankan yang masih sekitar 13 persen, masih maraknya retribusi-retribusi, dan lain-lain.
Sedangkan di Cina, produk bisa lebih murah dibandingkan produk di Indonesia karena kapas sebagai bahan tekstil menanam sendiri, mesin tekstil membuat sendiri, serta bunga bank hanya 3 persen.
Para pengusaha, kata Agung, kecewa dengan pemerintah yang tidak memberikan perlindungan kepada para pengusaha lokal setelah ada pemberlakukan perdagangan bebas. “Harusnya pemerintah memudahkan dan memberi insentif ke pengusaha,” ujar Agung.
ROFIUDDIN