TEMPO Interaktif, Semarang - Ketidakjelasan hasil eksplorasi minyak dan gas di Banyu Urip, Blok Cepu, yang menjadi tanggung jawab Mobil Cepu Limited (anak perusahaan asal Amerika ExxonMobil) membuat kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah angkat bicara. Pemicunya, hingga kini ExxonMobil belum bisa memproduksi minyak sesuai dengan perjanjian.
"DPRD Jawa Tengah mendesak agar Mobil Cepu Limited dapat segera mempercepat tercapainya target produksi puncak sebesar 185 ribu barel per hari," kata Wakil Ketua Panitia Khusus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Jateng Atyoso Muchtar, Rabu (7/4). Permintaan tersebut tertuang dalam LKPJ yang sudah diserahkan ke Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo pada Selasa (6/4).
Pencapaian target produksi itu sangat penting agar Jawa Tengah bisa segera mendapatkan dana bagi hasil yang bisa memberikan masukan ke pendapatan asli daerah.
Atyoso menambahkan, seharusnya beberapa pihak yang mengurusi persoalan ekplorasi minyak di Blok Cepu ini duduk bersama untuk mencari solusi. Pihak tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Menteri ESDM, Menteri Keuangan, Badan Pelaksana Minyak dan Gas, serta PT Pertamina.
Dewan juga meminta agar Gubernur Jawa Tengah melibatkan Badan Usaha Milik Daerah Jawa Tengah selain diluar PT SPHC dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang merupakan multiplier effect dari kegiatan ekploitasi dan eksplorasi Blok Cepu.
"Hal tersebut dilakukan karena dari proyek-proyek tersebut akan meningkatkan pendapatan asli daerah serta pemberdayaan tenaga kerja lokal," katanya.
Hingga kini Jawa Tengah baru mendapatkan hasil sebesar Rp 2,5 miliar dari participating interest (PI). Namun, perolehan itu tidak sebanding dengan dana investasi yang telah dikeluarkan provinsi Jawa Tengah yang mencapai Rp 120 miliar beberapa tahun yang lalu.
ROFIUDDIN