TEMPO Interaktif, Banjarmasin - Masyarakat Banjarmasin belum siap melaksanakan konversi minyak tanah ke gas. Selain belum memiliki stasiun Pengisian Gas Elpiji 3 kilogram. "Pemerintah juga belum melakukan sosialisasi konversi gas ke masyarakat," kata Ketua Hiswana Migas Kalimantan Selatan H Ady Chairuddin, kepada Tempo hari ini.
Menurut dia, konversi minyak tanah ke gas baru berjalan di Kalimantan Timur. Karena di sana, kebanyakan warga pendatang. Hal itu sangat berbeda dengan kondisi masyarakat di wilayah Kalimantan Selatan yang berpenduduk asli, dan bermukim daerah terpencil dan di pengunungan Meratus.
Ady Charuddin menyarankan, sebaiknya konversi mitan ke gas untuk wilayah Kalimantan Selatan, ditunda. "Penundaan, harus diajukan surat ke Menteri Sumber Daya Mineral, kemudian badan independent BP Migas di Jakarta," ujarnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, Pemerintah berencana melaksanakan konversi gas di Kalsel pada 2010. Tapi hal itu ditolak Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin. Menurut Rudy, masyarakat Kalsel belum siap dengan kebijakan konversi minyak tanah ke gas. Karena itu, pihak meminta pemerintah/pertamina menunda pelaksanaan konversi tersebut dan lebih giat melakukan sosialisasi konversi itu selama satu tahun ke depan.
Khaidir Rahman