TEMPO Interaktif, Padang - Eksploitasi telur penyu di Sumatera Barat semakin tinggi. Telur-telur ini dijual bebas di Pantai Padang dengan harga Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per butir. Pantai Padang menjadi tempat transaksi telur penyu yang sangat terbuka dan terbesar di Indonesia.
Menurut Harfiandri Damanhuri penyu Sumatra Barat dari Sea Turtle Information Centre of Indonesia jumlah telur penyu yang diperdagangkan semakin tahun semakin meningkat.
Di Pantang Padang, pada 2004 rata-rata pedagang menjual telur penyu 28 butir per hari. Sementara saat ini satu orang pedagang mampu menjual 77 butir telur penyu per hari. Sehingga selama setahun diperkirakan 366.213 telur penyu terjual. "Pada 2009 jumlah pedagang meningkat 17-21 orang dengan transaksi rata-rata 77,8 telur per hari,” kata Harfiandri, Rabu (3/2).
Ia mengatakan, Pantai Padang sudah seperti ‘Pasar Regional” Perdagangan Penyu yang paling terbuka dan terbanyak di seluruh Indonesia.
“Di Indonesia, pasar yang sangat terbuka menjual telur penyu hanya ada di Padang, bahkan dijadikan andalan wisata. Makanya orang berbondong-bondong beli telur penyu ke sini. Kalau dibiarkan terus, dalam waktu beberapa tahun lagi penyu akan habis,” kata Harfiandri.
Ia menyayangkan pemerintah belum tegas melindungi penyu. Padahal sudah ada undang-undang perikanan tahun 2007 yang melarang perdagangan penyu dan telurnya karena penyu termasuk hewan yang dilindungi.
Di Pantai Muara Padang yang menjadi kawasan wisata memang sudah lama dijadikan tempat penjualan telur penyu baik yang mentah maupun yang sudah direbus tanpa ada larangan.
Wisatawan yang dibawa dengan bus pariwisata dari luar provinsi mau luar negeri kerap dibawa ke sana untuk menyicipi telur penyu.
Telur penyu ini berasal darti pulau-pulau kecil di pantai barat Sumatera Barat seperti Pulau Penyu, Pulau Katuang-katuang, serta dari pantai Padang, Pariaman dan Pasaman. Tidak hanya dari Sumatera Barat, telur penyu di Pantai Padang juga dipasok dari Riau.
Desmawati salah seorang penjual telur penyu di Pantai Padang mengatakan selama ini tidak pernah ada larangan menjual telur penyu dari pemerintah. “Tidak pernah ada larangan, bahkan bus-bus pariwisata banyak yang dibawa kemari setiap akhir pekan,“ katanya. Pasokan ia dapatkan dari pedagang setiap minggu.
“ Kalau telur penyu yang berasal dari pantai-pantai daratan telurnya kecil-kecil dan harganya lebih murah Rp 4.000. Tapi kalau dari pulau-pulau kecil seperti Pulau Penyu telur penyunya lebih besar dan harganya lebih mahal,” kata Desmawati.
FEBRIANTI