Kepala Badan Lingkungan Hidup Sumenep Abdul Mutholib menjelaskan wilayah Desa Kebung Agung itu dipilih selain karena merupakan wilayah tandus dengan kondisi alam yang masih alami, juga terkait rencana pengalihan pusat kota Sumenep ke wilayah utara.
"Pembangunan pasti akan terus berkembang, jadi jauh hari harus ada lahan yang diselamatkan," terang Abdul, Senin (1/2).
Data Badan Lingkungan Hidup Sumenep menyebutkan kawasan hutan lindung di Sumenep sangat sedikit dan sebagian besar terletak di wilayah kepulauan. Sedang di daratan paling banyak hutan rakyat yang juga terancam hilang karena banyak ditebang oleh pemiliknya untuk dijadikan pemukiman.
Bahkan, kata dia, data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumenep menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir, penyusutan jumlah hutan rakyat mencapai lebih 1.000 hektare. "Langkah penyelamatan lingkungan segera dilakukan sebelum parah," jelas Abdul.
Abdul mengaku belum dipastikan luas hutan lindung di tengah kota tersebut. Namun langkah ke sana, mulai dari pembebasan lahan serta penanaman bibit pohon mulai dilakukan.
MUSTHOFA BISRI