TEMPO Interaktif, Medan - Unjuk rasa ribuan massa di berbagai Tanah Air, Rabu (28/1) ini, mendapat respon dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Program 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu II, menurut SBY, bukanlah hal yang luar biasa.
”Program 100 hari kerja itu bukan program yang luar biasa. Itu hanya program yang biasa,” kata Yudhoyono dalam pidatonya, seusai meresmikan PLTU Labuhan Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, dan PLTU Labuan Unit I, Provinsi Banten. Peresmian yang dipusatkan di Provinsi Banten, dengan cara konferensi jarak jauh dari Banten ke Tapanuli Tengah.
Dilanjutkan presiden, program 100 hari kerja bagian kecil dan akan dilanjutkan untuk ke depan. Dan, dilakukan secara terukur dan memenuhi kriteria. Di awal pemerintahannya, Yudhoyono bersama KIB II mencanangkan 15 program prioritas, dengan 45 program aktif yang menyentuh seluruh wilayah Indonesia.
Dari 100 hari program kerja, Yudhoyono akan mengevaluasi program-program yang macet, dan akan diatasi. Seperti penanganan mafia hukum. ”Kita sudah membentuk Satgas (Satuan Tugas), saya beri waktu dua tahun bekerja,” katanya.
Bila masih ditemukan hambatan, presiden meminta masyarakat memberitahukan melalui SMS ke 9499. ”Kita akan selesaikan secara adat,” tegasnya, disambut aplaus oleh warga Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, yang menyaksikan pidato presiden melalui layar televisi yang dipasang pihak PLTU Labuhan Angin.
Baca Juga:
Yudhoyono membantah bila kinerjanya disebut tidak berhasil. Ia berjanji dalam waktu dekat akan mengumumkan hal-hal yang telah dicapai. ”Dalam waktu dekat pemerintah akan beberkan apa yang telah dicapai, dan yang belum bisa dicapai,” sebutnya.
SOETANA MONANG HASIBUAN